Page 205 - PDF Compressor
P. 205

ledekannya,  dan  dia  playfully  mengacak  rambutku  sambil
                tersenyum  dan  berkata  ”Malu-maluin  ah  segitu  aja  mabuk
                laut,” sampai tadi siang di saat kami menyusuri Ngurah Rai
                dan dia masih dengan setia membawakan tas kameraku, dan
                kami naik ke pesawat dan memilih duduk bersama, dan dia
                menyodorkan sebutir Antimo lagi sambil berkata, ”Gue nggak
                siap ya menampung muntahan lo di pesawat ini kalau ternya-
                ta lo mabuk udara juga,” dan aku tertawa, Panji, sama seperti
                tawa kami yang bersahut-sahutan di antara tujuh belas topik
                yang sempat kami bahas bersama—I don’t mean to count but
                my brain just functions that way—sampai akhirnya kami sama-
                sama  capek,  dan  dia  kembali  meminjamkan  bahunya  untuk
                aku menyandarkan kepala dan tidur. Dan ketika aku dan dia
                terbangun saat pramugari menyuruh kami menegakkan sandar-
                an kursi sesaat sebelum mendarat, dan kemudian aku dan dia   203
                sama-sama  menunggu  bagasi,  aku  akhirnya  mengucapkan
                kata-kata: ”Gue  dijemput  teman  gue,  Rul,  ada  acara  setelah
                ini,”  dan  dia  melambai  ke  arahku  sebelum  naik  ke  taksinya,
                satu hal yang menguasai kepalaku itu tetap tidak hilang bah-
                kan saat aku kemudian melihat kamu, Panji, mencium pipi-
                mu, dan dua jam kemudian, detik ini, saat kita sudah berada
                di dapur apartemenku ini. Satu hal bernama Ruly Walantaga
                itu.
                  And I’m sorry the only way I can think of to try to erase him
                from my head, Panji, is by fucking you.
                  But isn’t it funny how the universe is playing with us? Karena
                di  saat  kamu  perlahan  mulai  mengaburkan  bayangan  Ruly
                dari kepala ini, dalam dua atau tiga menit terakhir, tanganku
                yang  bertumpu  di  meja  pantry  ini  tidak  sengaja  menyenggol
                remote TV, menyalakan TV di ruang tamu yang berjarak ha-
                nya tiga meter dari sini. And it’s fucking ESPN with a fucking








        Isi-antologi.indd   203                                      7/29/2011   2:15:25 PM
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210