Page 206 - PDF Compressor
P. 206
soccer match on. Suara teriakan penonton dan komentator
yang sahut-menyahut menggema di ruangan. Dan kamu tahu
kan siapa yang mencintai olahraga lebih dari apa pun? Laki-
laki yang berusaha kuhapus bayangannya dengan mencium
dan merasakan kamu seerat dan semelekat ini, Panji.
”Sayang...,” aku menarik bibirku dan menahan dada kamu
dengan kedua telapak tanganku.
”Mau pindah ke kamar aja?” kamu menatap mataku, suara-
mu terdengar lembut di sela-sela helaan napasmu yang be-
rat.
And here’s where I rewrite the script I intended to act on since
the minute we arrived here.
”Aku sebenarnya masih agak capek, Sayang,” kataku sambil
membalas tatapannya, memberinya satu kecupan singkat sebe-
lum berkata, ”Raincheck ya.”
204
Aku masih bisa melihat raut wajah Panji berubah kecewa,
walau dua detik kemudian dia spontan mencium dahiku,
lama, lalu kembali menatap mataku dalam-dalam, dengan
segurat senyum di bibirnya. ”I don’t know why I let you do the
things you do to me, Keara.”
And I don’t know why I let Ruly does the things he does to
me, Panji.
Isi-antologi.indd 204 7/29/2011 2:15:25 PM