Page 221 - PDF Compressor
P. 221

Obrol-obrolan tolol nggak penting ala ababil di antara aku
                dan  Dinda  ini  teramat  sangat  menghibur  dan  sangat  efektif
                menghilangkan  kepusingan  keribetan  pekerjaan  di  Jakarta.
                Teman  Panji  yang  bernama  Carlos  ini  saja  sampai  bengong
                saat aku dan Dinda jejeritan histeris begitu tiba di hotel kami,
                Microtel di Pasai, yang ternyata terletak pas di seberang pang-
                gung konser John Mayer.
                  ”Gila,  ini  gila!  Berarti  besok  kita  bisa  nongkrongin
                soundcheck, Key!” seru Dinda penuh semangat.
                  Oh yeah, kalau bicara soal John Mayer, aku dan Dinda lang-
                sung berubah jadi ababil seumuran SMP lagi.
                  Jadi tebak apa yang kami lakukan setelah puas menjelajah
                Mall of Asia di Pasai, Greenbelt di Makati, dan sampai bun-
                cit melahap Cupcakes by Sonja di Bonifacio? Duduk di jen-
                dela  kamar  hotel  lantai  delapan  yang  menghadap  M.O.A   219
                Concert Grounds, menatap para kru konser mulai loading ba-
                rang, sambil menikmati sekotak Yellow Cab Pizza yang kata-
                nya legendaris itu, lengkap dengan chicken wings raksasanya.
                  ”Caleb sekarang tidur sama Daddy ya... iya, Mommy juga
                mau  tidur  kok...  Iya,  Sayang.  Daddy  mana?”  Dinda  sedang
                menjalankan  fungsinya  jadi  ibu  dan  istri  yang  baik  dengan
                wajib  lapor  ke  Jakarta.  ”Hon,  udah  makan?  ...Aku  udah  di
                hotel  sama  Keara...  Nggak,  cuma  muter-muter  mal  aja
                tadi...”
                  Aku yakin sudah berkata ini belasan kali sebelumnya, tapi
                aku tidak pernah berhenti terpana setiap kali Dinda menun-
                jukkan  sisi  wife  slash  mother-nya  ini.  Seratus  delapan  puluh
                derajat  bedanya  dengan  the  bitch  bermulut  tajam  ratu  pesta
                yang kukenal sejak kuliah.
                  ”Ngefans  sama  gue  sih  ngefans  ya,  Key,  tapi  nggak  usah
                gitu banget dong ngeliatin guenya,” celetuknya begitu meletak-








        Isi-antologi.indd   219                                      7/29/2011   2:15:26 PM
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226