Page 225 - PDF Compressor
P. 225

satu per satu kebahagiaan yang harus kupilih. Tapi malam ini,
                basah kuyup sampai baju menempel di badan, jingkrak-jing-
                krak bareng Dinda dan ribuan orang lain di sini, teriak-teriak
                sing along lagu Perfectly Lonely dengan si ganteng John Mayer
                di  M.O.A.  Concert  Ground  di  Manila  ini  adalah  happiness
                yang kupilih. Ini sama gilanya dengan tahun 2002 dulu waktu
                aku dan Dinda masih di New York dan kami nonton konser
                Lenny Kravitz di Jones Beach. Beda tipis aja, kalau dulu ca-
                but kuliah, ini cabut ngantor hehehe.
                  ”GIVE UP THE FUCKING UMBRELLA! IT’S JUST
                WATER!” Dinda berteriak sekencang-kencangnya. Malam ini
                hujan  memang  mengguyur  deras  Manila,  jenis  hujan  yang
                pasti bakal membuat Jakarta banjir, dan puluhan orang yang
                duduk  di  depan  kami  dengan  bancinya  malah  memakai  pa-
                yung, menghalangi pandangan ke panggung. Aku dan Dinda     223
                sendiri  sudah  nekat  memanjat  naik  ke  kursi,  walau  harus
                berantem dengan security konser yang heboh memaksa orang
                duduk tenang. Hello, ini konser John Mayer ya, bukan Diana
                Krall  atau  Andrea  Bocelli,  duduk  manis  is  out  of  the
                question.
                  ”Elo  sih,  Din,  gue  bilangin  juga  lempar  kolor  bekas  lo  ke
                atap hotel biar nggak hujan, malah nggak mau,” ujarku.
                  ”Kalau gue lempar ke panggung sekarang aja gimana?” kata-
                nya dengan sablengnya.
                  Aku langsung tertawa. ”Dasar gilaaa!”
                  Tapi  aku  harus  mengakui  mungkin  Dinda  benar.  Bukan
                tentang bahwa kolor bekasnya bisa menghentikan hujan deras
                ini.  Tapi  bahwa  teriak-teriak  loncat  berbasah-basahan
                starstruck menatap dan sibuk mengabadikan kedahsyatan John
                Mayer dengan jepretan-jepretan kameraku ini adalah cara ter-
                baik untuk meng-induce lacunar amnesia terhadap Panji, Ruly,








        Isi-antologi.indd   223                                      7/29/2011   2:15:26 PM
   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230