Page 226 - PDF Compressor
P. 226

dan  semua  fucked  up  side  of  my  life.  Sepanjang  alunan
               Vultures,  No  Such  Thing,  Perfectly  Lonely,  Ain’t  No  Sunshine,
               Slow  Dancing  in  a  Burning  Room,  Waiting  on  the  World  to
               Change,  Stop  This  Train,  Your  Body  is  a  Wonderland,  Who
               Says,  Heartbreak  Warfare,  Gravity,  Do  You  Know  Me,  Why
               Georgia, sampai ketika John dengan playfully-nya menyanyikan
               Don’t  Stop  Believing  di  tengah-tengah  lagu  Half  of  My
               Heart—why  am  I  giving  you  the  complete  setlist  anyway—ini
               adalah  salah  satu  malam  paling  menyenangkan  dan  carefree
               dalam hidupku. Panji: gone. Ruly: gone. Harris: apalagi. Si bos
               di kantor yang akan membunuhku kalau tahu aku pura-pura
               sakit demi terbang ke Manila ini: namanya pun aku lupa.
                  Sampai  Mr.  John  Clayton  Mayer  keluar  dari  belakang
               panggung dan menyanyikan Edge of Desire di encore, dan aku
               dan Dinda dan ribuan perempuan lain di lapangan itu mulai
          224
               otomatis melankolis nggak jelas begini. And yours truly here,
               of course, kembali membayangkan seseorang begitu John me-
               nyanyikan kata-kata ”steady my breathing, silently screaming, I
               have  to  have  you  now.”  Nggak  perlu  aku  jelaskan  kan  siapa
               orangnya?  Kalau  ada  yang  mau  getok  kepalaku  pakai  batu
               sekarang monggo dipersilaken.






               ”Eh lihat nih, lo dapat nggak waktu John-nya gue itu sedang
               ngangkat gitar di lagu terakhir?” ujarku sambil menunjukkan
               layar kameraku ke Dinda.
                  ”Dapat,  tapi  lighting-nya  kok  gue  nggak  dapat  bagus,  ya?”
               dia yang kini menunjukkan layar kameranya.
                  Di atas pesawat SQ 917 dari Ninoy Aquino ke Changi ini,
               lagaknya aku dan Dinda sudah seperti fotografer model iklan








        Isi-antologi.indd   224                                      7/29/2011   2:15:27 PM
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231