Page 228 - PDF Compressor
P. 228

menyanyikan lagu Edge of Desire tadi malam, jadi aku mema-
               sang senyum lebar. ”Andai lo mau ngantar gue ke Shangri-La,
               tempat  nginapnya  si  John  supaya  gue  bisa  dimain-mainin
               sama dia, trip ini pasti lebih luar biasa lagi, Nyet.”
                  Dinda  spontan  tertawa.  ”Gue  belum  mau  dibunuh  sama
               adik ipar sendiri, ya.”
                  ”Maksudnya?” aku menatap Dinda bingung.
                  ”Baca sendiri aja deh.”
                  Aku  cuma  bisa  bengong  saat  Dinda  menyodorkan
               BlackBerry-nya dan di situ ada BBM dari Panji yang masuk
               tanggal 30 September 2010, hari pertama aku dan Dinda tiba
               di Manila. ”Din, titip jagain Keara buat gue, ya”.
                  ”Masih  mau  bilang  ini  cuma  main-main?”  sentil  Dinda
               tersenyum, menutup telinganya dengan headphone dan mulai
               menonton film yang diputar di pesawat, sebelum aku sempat
          226
               berkata apa-apa.
                  Aduh, Panji, kita udah ngapain aja ya sampai kamu sebegi-
               ninya.
                  Aku  dan  Dinda  menghabiskan  sisa  penerbangan  dengan
               diam  di  kursi  masing-masing,  dia  menonton  Chloe  dengan
               serius  di  TV  pesawat,  aku  kesulitan  konsentrasi  bermain
               game  Angry  Birds  di  iPod Touch  ini  sambil  berpikir  bagai-
               mana  caranya  sekarang  bersikap  di  depan  Panji  yang  nanti
               akan menjemputku dan Dinda di bandara, supaya tidak ada
               lagi  cerita ”titip  jagain”  seperti  ini.  Permainan  di  antara  aku
               dan dia sudah terlalu jauh, dan aku tidak siap untuk masuk
               ke teritori di mana Panji merasa punya hak untuk ngomong
               ”titip jagain” ke siapa pun.
                  ”Cuma  ada  50  menit  nih  untuk  boarding  ke  Jakarta,”  ujar
               Dinda begitu pesawat kami touchdown di Changi. ”Jogging lagi
               nih kita pindah terminal.”








        Isi-antologi.indd   226                                      7/29/2011   2:15:27 PM
   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233