Page 232 - PDF Compressor
P. 232

konyol tapi seksinya lo waktu teriak-teriak histeris ikut menya-
               nyi di konser Backstreet Boys itu. Waktu gue dan laki-laki yang
               lo cintai itu tertawa-tawa dengan man joke kami dan seru mem-
               bahas setiap detik balapan barusan, gue sebenarnya menangis
               dalam hati, Key, mengingat setahun yang lalu kita sedang berdan-
               sa di Zirca, lo memeluk gue erat, gue mencium lo, dan kita
               menghabiskan sisa malam itu melakukan hal paling indah yang
               pernah gue lakukan dengan lo. Dengan siapa pun.
                  Malam  ketika  lo  dan  gue  melakukan  kesalahan  terbesar
               dalam hidup kita, Keara.
                  Sekarang sudah satu tahun kurang dua minggu gue tidak
               pernah  melihat  lo  and  here  I  am  fucking  reminiscing.  Banci
               sebanci-bancinya.
                  Getting  laid,  I’m  telling  you,  Key,  doesn’t  help  at  all.  Gue
               udah  mencoba  itu  dengan  Kinar,  Dian,  dan  Sophie,  tiga
          230
               perempuan yang lo kenal sebagai pacar-pacar gue, tiga-tiganya
               hambar sehambar-hambarnya buat gue.
                  What  the  fuck  am  I  doing  in  Singapore  again  this  year
               anyway? Everything fucking reminds me of you. Harusnya gue
               memakai  cara  lo  saja  ya,  menghindari  berada  di  negara  ini
               selama  musim  F1,  menghindari  gue,  dan  mungkin  berharap
               ditabrak mobil balap saja sekalian biar amnesia.
                  ”Harris?”
                  Gue  kaget  setengah  mati  ketika  menoleh  ke  arah  suara
               yang memanggil gue setibanya di gate 44, dan itu Dinda. Saha-
               bat Keara.
                  ”Hei, lo lagi ngapain di Singapur?” sapanya ramah.
                  ”Abis  cuti  gue.  Minggu  lalu  nonton  F1  bareng  Ruly,  dia
               pulang gue lanjut cuti.” Mata gue agak berpetualang menyapu
               ruang tunggu gate yang tidak luas itu, mencari-cari partner-in-
               crime Dinda. ”Lo dari mana, Din? Sendirian?”








        Isi-antologi.indd   230                                      7/29/2011   2:15:27 PM
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237