Page 237 - PDF Compressor
P. 237
Tapi maaf ya, Ris, bahkan bagian diriku yang paling
promiscuous sekalipun nggak akan bisa menganggap peristiwa
malam itu sebagai sesuatu yang biasa, yang bisa sekadar jadi
bahan tertawaan di antara kita. Dan karena mungkin aku be-
lum cukup dewasa untuk memegang prinsip bahwa yang su-
dah berlalu ya sudahlah, izinkan aku menghindar dari kamu
dan tidak usah melihat muka kamu lagi sampai kapan pun.
Karena setiap aku melihat wajah itu, Harris Risjad, yang
membekas di benakku ini adalah betapa wajah milik laki-laki
yang biasanya membuat aku tertawa itu sekarang adalah wa-
jah laki-laki kurang ajar dan pengecut yang telah meniduri
sahabatnya sendiri ketika mabuk.
H a r r i s 235
Touchdown Jakarta, the city of false hope.
”Gue selalu benci landing,” Karin, perempuan yang duduk
di sebelah gue, mencengkeram erat sandaran tangannya.
Bagaimana gue bisa tahu namanya? Tadi ketika pramugari
menghidangkan makanan, akhirnya gue memutuskan untuk
berkenalan dan ngobrol dengan perempuan ini. Karin, 24
tahun, baru tamat kuliah dari Melbourne, ke Singapura untuk
liburan, belum ada pekerjaan apa pun kecuali menghabis-
habiskan duit bapaknya. Tipe-tipe perempuan semilabil yang
gampang banget untuk gue masukkan dalam daftar penakluk-
an gue.
Gue meletakkan tangan gue di atas tangannya, move paling
standar gue, dan memasang senyum paling simpatik. ”Gue
juga nggak pernah suka terbang, Rin.”
Isi-antologi.indd 235 7/29/2011 2:15:27 PM