Page 236 - PDF Compressor
P. 236

”Here you go, ma’am,” pramugari yang tadi kembali dengan
               segelas air.
                  Satu butir aspirin meluncur mulus melewati tenggorokan.
               Satu menit, dua menit, lima menit, sepuluh menit, kepalaku
               masih berat. Kemungkinan besar kepala ini terus berdenyut-
               denyut akibat berhujan-hujan selama tiga jam penuh di kon-
               ser tadi malam. But who am I kidding? Ini bukan jenis sakit
               kepala  yang  bisa  dibunuh  segampang  menelan  sebutir-dua
               butir pil penghilang rasa sakit.
                  Siapa pun yang bilang time heals all wounds itu perlu dira-
               jam, disilet-silet, dan dibiarkan kesakitan untuk melihat bera-
               pa lama dia bisa menahan rasa sakitnya.
                  Dua belas bulan, Ris, dua belas bulan sudah berlalu sejak
               hari  gue  terakhir  kali  jadi  sahabat  lo,  namun  peristiwa  yang
          234  mengakhiri  persahabatan  kita  itu  masih  membekas  segar  di
               kepala gue seperti bekas luka cambuk lima  menit yang lalu.
               Dan  walaupun  kedua  mataku  terpaku  pada  serial  Modern
               Family yang sedang diputar di salah satu channel TV pesawat,
               yang  sebenarnya  sedang  menari-nari  di  kepalaku  adalah
               pertanyaan akan jadi apa kita kalau seandainya kita memain-
               kan adegan lain di pagi itu. Pagi laknat di apartemen kita di
               Singapura  ketika  kamu  masuk  dengan  sebungkus  ToastBox
               dan  tersenyum  tanpa  dosa  ke  arahku.  Mungkin,  ini  sekadar
               mungkin, instead of melempar kamu dengan asbak, aku harus-
               nya  berdiri  menghampiri  kamu,  tersenyum  bandel  dan  ber-
               kata, ”Well, look who’s got too much to drink last night.” Kamu
               tertawa, we had a good laugh out of it, menghabiskan sarapan,
               dan  menjalani  sisa-sisa  jam  di  Singapura  seperti  normalnya
               dua sahabat yang tidak pernah melihat satu sama lain telan-
               jang.








        Isi-antologi.indd   234                                      7/29/2011   2:15:27 PM
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241