Page 241 - PDF Compressor
P. 241
senyuman pecundang, yang menelan ludah dan berkata, ”Lupa
aja, kali, Ji. Gue juga nggak nyangka lo kenal sama Keara.”
Sumpah, gue ingin merasakan gempa saat ini, tujuh atau
delapan skala Richter, kemudian gue terbangun karena ternya-
ta guncangan itu dari pramugari SQ yang berusaha memba-
ngunkan gue karena pesawat akan mendarat.
Tapi yang ada rasanya darah gue naik ke kepala dan selu-
ruh organ dalam gue, jantung, hati, usus, ginjal, limpa, ditu-
suk-tusuk dengan seribu jarum, dan elo masih di depan gue,
Key, dengan laki-laki yang...
Fuck, Key, I’m better than this guy. Gue jauh lebih baik dari-
pada penjahat kelamin ini!
Ada tangan raksasa yang rasanya tiba-tiba mencekik gue
ketika satu pertanyaan tiba-tiba menonjok pikiran gue. Elo
tidur dengan laki-laki ini, Keara? 239
”Ji, gue cabut dulu ya, masih ada janji lagi gue nanti ma-
lam,” gue memasang senyum, cepat-cepat melambai, dan ma-
suk ke taksi hitam Mercedes Benz yang parkir paling dekat
dari situ.
”Selamat malam, Pak. Tujuannya ke mana?”
”Rasuna.”
Cuma orang tolol yang mau naik premium cab dari bandara
ke Kuningan di Sabtu malam Jakarta yang macetnya bikin
bunuh diri ini.
Tapi juga cuma orang tolol yang membiarkan cinta sejatinya
jatuh ke pelukan laki-laki brengsek dan penjahat kelamin dan
membiarkan dirinya menangisi nasib seperti yang gue lakukan
saat ini.
Isi-antologi.indd 239 7/29/2011 2:15:28 PM