Page 235 - PDF Compressor
P. 235
”He fucked me when I was drunk. Mau berapa tahun pun
fakta itu nggak berubah.”
”Keara, in all fairness, you fucked him when he was drunk
too, right?” Dinda berkata lembut.
”Ya tapi kan nggak bisa gitu, Din.”
H a r r i s
Pramugari SQ yang cantik-cantik ini mulai berseliweran mena-
warkan handuk hangat, dan Tuhan juga dengan baiknya meng-
hadirkan sesosok perempuan yang hampir sempurna, 36-24-
36, duduk di sebelah gue. Mau tahu apa yang dilakukan
Harris Risjad? Memejamkan mata memaksa diri bermimpi
bahwa saat kaki gue menyentuh air ombak di atas pasir putih 233
Phi Phi Island tiga hari yang lalu, ada Keara yang tersenyum
di sebelah gue, menggenggam erat tangan gue.
K e a r a
”Hi, can I get you anything?” seorang pramugari menghampiri
kursiku, merespons tombol yang kupencet semenit yang
lalu.
”Can I have some water please?”
”Sure, ma’am, I’ll be right back.”
Dinda sudah tertidur pulas di sebelahku, tapi aku masih
memerangi sakit kepala yang tiba-tiba menyerang begitu pesa-
wat lepas landas. Oh yeah, mules berhenti, lanjut sequential
symptom berikutnya, yaitu pusing-pusing nggak jelas ini. What
next? Mual-mual? Gatal-gatal? Bisulan? Amit-amit.
Isi-antologi.indd 233 7/29/2011 2:15:27 PM