Page 222 - PDF Compressor
P. 222

kan  BlackBerry-nya  dan  kembali  mengunyah  satu  potong
               pizza.
                  Aku tertawa. ”Sialan.”
                  ”Kenapa, masih terkagum-kagum sama betapa gue sekarang
               bisa jadi istri dan ibu yang luar biasa, ya?” Dinda menyung-
               gingkan senyum sombongnya.
                  ”Kalau kata-kata luar biasa-nya dihilangkan pun gue udah
               terkagum-kagum, Din,” cetusku tersenyum.
                  Dia tergelak. ”Kenapa sih? Memangnya nggak mungkin ba-
               nget ya buat gue untuk bisa jadi istri dan ibu yang baik sampai
               lo selalu menatap gue dengan pandangan nggak percaya gitu?”
                  ”Bentar  ya,  gue  tunjukin  nih  satu  barang  bukti  masa  lalu
               lo yang bikin gue akan selalu terpana kayak tadi.” Aku bangkit
               dari sofa di tepi jendela, mengambil Nokia lamaku dari dalam
               handbag.
          220
                  ”Lo masih punya aja HP lama itu, Nyet?”
                  ”Masih, buat back up aja kalau baterai BB abis,” aku duduk
               di sebelahnya. ”Ini lo lihat, ya.”
                  Sahabatku yang sableng itu langsung terbahak-bahak. Yang
               kutunjukkan adalah video yang kurekam di salah satu party dulu
               di  New  York,  Dinda  totally  wasted  dengan  slang  beer  bong
               berlomba dengan Scott, teman kuliah kami, disorakin satu kam-
               pus.  Istri  Panca  Wardhana  dan  ibu  Caleb  Anantadewa
               Wardhana itu, guess what, memenangkan pertandingan menye-
               dot beer bong itu, menangguk dua ratusan dolar dari para pe-
               masang taruhan yang kami habiskan untuk memborong vintage
               clothing dan jewelry di Amarcord dan Pippin dan Edith & Daha
               lusanya.  Kenapa  lusanya?  Karena  besoknya  aku  dan  Dinda
               masih terkapar hangover di apartemen.
                  ”How did we ever graduate ya, Key?” Dinda masih terbahak-
               bahak.








        Isi-antologi.indd   220                                      7/29/2011   2:15:26 PM
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227