Page 313 - PDF Compressor
P. 313
”Nakal ke mana tadi malam jam segini masih ngantuk?”
katanya dengan suara menggoda, bukan dengan nada menu-
duh. Panji is as charming as always.
Nggak ke mana-mana, Panji, tapi kalau kamu mau menga-
tegorikan main cium-ciuman dengan Ruly itu ”nakal”, then I’m
guilty.
”Insomnia doang nih tadi malam, aku nggak bisa tidur sam-
pai jam dua,” ini jawaban yang aman sekaligus jujur. Setelah
Ruly meninggalkan apartemenku tadi malam jam sepuluh,
empat jam lamanya aku berbaring sambil menatap ikan di
akuarium ini, sampai akhirnya mataku terpejam. Scam banget
yang bilang ikan bisa membantu bunuh insomnia. ”Kamu di
mana?”
”Aku di bawah.”
”Di bawah? Maksudnya?” 311
”Aku lagi markir mobil di parkiran apartemen kamu, babe,
aku bawain sarapan nih,” jawabnya. Aku langsung terjaga pe-
nuh. Sialan, ngapain lagi si Panji pakai ke sini.
”Oh, udah balik dari Surabaya?” kataku bangkit dari tempat
tidur. ”Bukannya kamu bilang agak lama?”
”Urusannya cepat kelar, aku balik tadi malam. Buzz me up
ya, babe, aku udah jalan ke lobi nih.”
Panji memamerkan senyum charming-nya waktu aku mem-
buka pintu, tapi wajahnya langsung berubah bingung waktu
aku menahan ciuman bibirnya dengan jari-jari tangan kanan-
ku.
”Aku lagi sariawan agak parah nih, babe, jangan di bibir
dulu ya, sakit banget soalnya,” aku mengarang alasan. Dia ti-
dak perlu tahu aku tidak mau bibirnya mencemari jejak-jejak
Ruly di bibirku.
Dia menurut dan mendaratkan ciumannya ke pipiku, dan
Isi-antologi.indd 311 7/29/2011 2:15:32 PM