Page 319 - PDF Compressor
P. 319

berlebihan,  setengah  meledekku.  ”Udah  dikasih  makan  be-
                lum?”
                  ”Belum,”  aku  menggeleng.  ”Memangnya  harus  tiap  hari,
                ya?”
                  ”Keara.” Nada suaranya seperti ayah yang menegur anaknya
                yang masih kecil, yang lupa menggosok gigi sebelum tidur.
                  Aku tersenyum. ”Iya, Ruly, nanti sore balik dari rumah sa-
                kit  gue  kasih  makan  deh.  Pagi  ini  biar  puasa  dulu  ikannya,
                biar tahu agamanya apa.”
                  Ruly tertawa.
                  Dua  porsi  bebek  bengil  yang  akhirnya  tiba  di  meja  kami
                bisa menjadi alasan kenapa awkward silence itu harus ada: un-
                tuk mengunyah dan menikmati hidangan ini. Tapi sejujurnya
                di dalam hati aku mulai menikmati kecanggungan ini, karena
                kecanggungan  tidak  pernah  ada  di  antara  dua  orang  yang   317
                tidak ada apa-apanya. So maybe there is something between us,
                Rul. Aku  belum  tahu  apa  yang  ada  di  antara  kita  ini,  Ruly.
                Aku cuma berharap kemarin siang dan tadi malam dan siang
                ini  cukup  untuk  secara  permanen  membuang  jauh-jauh
                Denise dari dalam kamu.




                R u l y


                ”Eh, si Harris barusan BBM gue nih, katanya udah jalan ke
                RSPI. Mau jalan sekarang juga?”
                  Percaya atau tidak, ini percakapan pertama gue dan Keara
                sejak  kami  mulai  makan  lima  belas  menit  yang  lalu  sampai
                piring kami hampir kosong sekarang.
                  ”Ya udah, gue ke toilet dulu, ya,” Keara tersenyum, bangkit
                dari kursi, dan menyentuh bahu gue sebelum berlalu.








        Isi-antologi.indd   317                                      7/29/2011   2:15:32 PM
   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324