Page 43 - PDF Compressor
P. 43

daku,  menantiku  mulai  segera  membaca.  The  youngest  man
                who ever put his head there, but let’s not get into that now.
                  Stellaluna, si bayi kelelawar yang harus kehilangan ibunya
                saat diserang seekor burung hantu, diadopsi ibu burung untuk
                dapat tinggal bersamanya dan anak-anaknya di sebuah sangkar,
                dengan satu syarat: Stellaluna harus berkelakuan seperti burung,
                bukan kelelawar. So instead of hanging upside down, she sits on a
                branch. Instead of eating whatever bats eat, she starts eating bugs.
                Sampai  suatu  hari  ketika  Stellaluna  bisa  menunjukkan  sifat
                aslinya  ke  saudara-saudara  angkatnya,  dan  mereka  semua
                bertanya: ”How can we be so different and feel so much alike?”
                  The sentence reminds me of Ruly.
                  Aku  sadar  di  saat  kita  sedang  jatuh  cinta,  anything  would
                remind  us  of  everything.  It’s  just  the  way  our  mind  tricks  us.
                Ada sebuah lagu bodoh dari band nggak jelas—yang takkan     41
                pernah kusebutkan di sini—yang akan selalu mengingatkanku
                pada makan malam pertamaku dengannya.
                  Ruly, yang kuagung-agungkan itu, dengan noraknya menye-
                nandungkan lagu tolol itu saat dia membaca menu. Dan keti-
                ka  dia  sadar  aku  sedang  menatapnya  bengong,  dia  dengan
                polos hanya mengangkat bahu, ”Kenapa, Key?”
                  Aku menggeleng dan tersenyum. ”Nggak pa-pa.”
                  Tapi aku tidak sanggup lagi menahan tawa saat Ruly kem-
                bali membaca menu dan menyenandungkan lagu yang sama.
                  ”Apa sih?”
                  ”Lagu elo itu, Ruly, lagu elo itu,” tawaku.
                  Ruly ikut tertawa. ”Ngeledek lo, ya.”
                  ”Nggak pantes banget, tahu nggak sih?”
                  ”Kenapa?”  dia  tersenyum  lebar.  ”Gue  suka  lagunya,  lebih
                seru aja, kan nyanyiin lagu itu daripada, apa ya... John Mayer
                tercinta elo itu.”








        Isi-antologi.indd   41                                       7/29/2011   2:15:15 PM
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48