Page 64 - PDF Compressor
P. 64
”Gue serius,” dia masih setia mengekor aku, membawa be-
lasan shopping bag hasil menjelajah Orchard Road sepagian
ini. Semuanya milikku. Paragon, Takashimaya, Ngee Ann
City, dan sekarang di ION Orchard. ”Karena kalo iya, please
have the courtesy to include me in this.”
”I am not on a mission,” ujarku sambil memasuki Marc
Jacobs.
”Jadi ini apa, Key? Are we trying to break some kind of a
record here?” Harris masih merepet.
”Ya nggak lah, rekor apa?” Aku meraih satu tas Birdie ber-
warna cokelat dari display, dan menoleh ke Harris. ”Lucu
nggak?”
Harris menggeleng.
”Nggak?” ujarku. ”Masa sih?”
”Gue menggeleng bukan sama tasnya, Key. Tapi sama kela-
62
kuan lo sepagian ini.”
”Berarti tasnya lucu dong?”
”Keara.”
Aku menatap matanya. Nada suaranya saat menyebutkan
namaku sedetik yang lalu sama dengan tatapan matanya seka-
rang. Khawatir.
”Iya, Harris?”
”Kita ini lagi ngapain?”
”Belanja, Harris, emang gue nggak boleh?”
Dia menghela napas. ”Bukan itu, tapi dari tadi pagi semua
mal ini buka, elo itu belanjanya udah kayak orang gila.”
Aku memilih mengabaikannya. Kembali menghadap rak
display puluhan handbag itu. ”We’re in Singapore, Ris. This is
heaven for shoppers. Berisik deh lo itu, suka-suka gue dong
mau belanja apa, duit duit gue.”
Harris terdiam.
Isi-antologi.indd 62 7/29/2011 2:15:16 PM