Page 67 - PDF Compressor
P. 67

nggak pernah pacaran dengan seratus perempuan setiap kali
                gue di dekat dia. Yeah, a hundred, ninety two, who’s counting?
                  Dan hari ini, hari terakhir balapan ini, pagi-pagi buta ba-
                dan  gue  udah  diguncang-guncang  dengan  ucapan,  ”Bangun
                cepetan, Ris. Let’s shop.” Shop? This is not shopping. This is a
                monthly budget of a tiny third world country.
                  Tapi  terserahlah,  Key.  Apa  pun  yang  elo  mau.  Apa  pun.
                Gue cuma mau menikmati 24 jam terakhir gue hanya berdua
                bersama elo. Gue suka orang-orang di sini melihat kita seba-
                gai pasangan. What, gue terlalu ganteng kan untuk dianggap
                kacung  lo  karena  mengekor  di  belakang  ngangkat-ngangkat
                timbunan belanjaan lo ini.
                  ”Ris, pinlok yuk? Gue pengen lihat Zara di atas.”
                  Kalau gue lakinya, gue udah gantung diri sekarang.
                  Tapi  kalau  gue  lakinya,  gue  mungkin  jadi  laki-laki  paling   65
                bahagia sedunia.
                  Sepulang  dari  sini  gue  mau  mengirim  kisah  gue  ke  Oh
                Mama Oh Papa saja.




                K e a r a


                ”Ris, sori ya.”
                  Harris menoleh ke arahku. ”Buat apa?”
                  ”Karena udah menyiksa elo seharian ini jadi porter barang-
                barang belanjaan gue.”
                  A  dozen  swipes  later,  kembali  terdampar  di  Starbucks
                Wheelock Place, Harris terduduk dikelilingi belasan shopping
                bag-ku. His sweaty forehead, my bleeding purse. Dua gelas Venti
                Caramel Macchiato yang hampir kosong di depan kami.
                  ”Anytime, Key,” dia tersenyum.







        Isi-antologi.indd   65                                       7/29/2011   2:15:17 PM
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72