Page 68 - PDF Compressor
P. 68
I love Harris Risjad with all my heart, the most awesome best
friend ever.
You see, sejak masih sekolah dulu, aku memang lebih suka
berteman dengan sahabat laki-laki. Perempuan itu ribet. Me-
nusuk dari belakang, sibuk ber-clique dan saling gencet, menye-
bar gosip ke mana-mana. Too much politics for me. Ya kecuali
dengan Dinda yang sama nggak mau repotnya. Just two cool
bitches strutting their stuff hahaha.
Nggak ada yang lebih kusyukuri sejak aku bekerja di bank
ini daripada adanya manusia seperti Harris yang setia jadi
partner-in-crime-ku dalam situasi apa pun. Manusia atau alien
aku tidak peduli, yang penting ada kejadian apa pun dia siap.
Mulai dari cabut-cabut tolol dari kantor di saat aku cuma
perlu ditemani ngopi sejam-dua jam di Pacific Place, melari-
66 kan diri dari sekian banyak meeting membosankan. Aku hanya
perlu menelepon dia dan teriak, ”Risjad! Ayo temenin gue.
Sekarang!” Laki-laki paling murahan sedunia itu bahkan tidak
bertanya ke mana atau mau ngapain, most of the time. Tengah
malam, aku tidak bisa tidur dan aku cuma perlu teman untuk
menikmati segelas wine pengantar ngantuk, tinggal dial his
number, and he’s there. ”Apaan sih lo, Key! Gue udah capek
gini tengah-tengah malam elo manggil-manggil, lagi, emang
gue dokter kandungan yang mau nolong elo melahirkan?”
omelnya panjang-lebar, tapi dia tetap muncul. Even better, ter-
kadang dia yang membawa wine-nya, dan kami nongkrong
berdua di balkon apartemen ngobrol-ngobrol sampai mengan-
tuk, sampai aku harus mengusirnya pulang.
Peran Harris yang paling juara? Jika ibaratnya aku itu anak
perempuan presiden Amerika Serikat, Harris itu Secret
Service yang siap menyelamatkanku. Let me just draw you a
Isi-antologi.indd 66 7/29/2011 2:15:17 PM