Page 99 - PDF Compressor
P. 99

lam ketika elo, sahabat gue, Ris, sahabat gue sendiri… kayak-
                nya nggak usah gue ulangi deh ya. Anggap aja semuanya udah
                selesai. Kalau masalah ntar gue hamil atau nggak, itu kita ba-
                has belakangan aja.”
                  Dan aku menutup kaca mobil, menginjak gas meninggalkan
                Harris yang bengong di sebelah mobilku. Sejak itu dia pernah
                sekali-dua  kali  mencoba  menghubungiku,  yang  selalu  ku-
                abaikan,  but  I  think  he  finally  got  the  message  and  stopped
                calling. Baguslah, itu cuma satu bab dalam hidupku yang ingin
                kurobek-robek dan bakar sampai tidak bersisa.
                  ”Perut  lo  sekarang  agak-agak  njendul  gitu  tuh  kayaknya,
                Nyet,” Dinda meledek saat aku menyandarkan kepala di sofa
                patio itu.
                  Dua  bulan  yang  lalu,  pernyataan  seperti  itu  pasti  akan
                membuatku  panik  luar  biasa.  Jangan  sampai,  ya  aku  harus   97
                mengandung anak si Harris. Tapi setelah selusin test pack dan
                tanda-tanda biologis lain yang tidak perlu kuceritakan di sini,
                aku bisa memastikan aku memang tidak perlu ada hubungan
                apa-apa lagi dengan si keparat itu.
                  ”Iya, overdosis chocolate fondant nih,” jawabku.
                  ”Naaah,  untung  elo  ingetin!  Dari  tadi  malam  gue  heboh
                sendiri ngingat-ngingat, gue mau minta temenin lo makan di
                mana!”
                  ”Yee, semangat banget lo, ya,” aku melirik Dinda yang mena-
                tapku  dengan  mata  berbinar-binar.  ”Gue  lagi  program  diet
                nih, jins gue udah mulai nggak muat.”
                  ”Masalah lo, yang nyuruh lo ikut makan chocolate  fondant
                ama gue siapa? Elo ya terserah kalau cuma mau pesan salad
                kayak kambing.” Dinda tertawa terbahak-bahak.
                  ”Ya ya, ketawa aja terus, gue pulang nih biar elo unpacking
                sampai mampus sendirian.”








        Isi-antologi.indd   97                                       7/29/2011   2:15:19 PM
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104