Page 9 - Sejarah Fisika
P. 9

Pada tahun 1900, fisikawan berkebangsaan Jerman Max Planck (1858-

       1947), memutuskan untuk mempelajari radiasi benda hitam. Beliau berusaha untuk
       mendapatkan persamaan matematika yang menyangkut bentuk dan posisi kurva pada
       grafik distribusi spektrum. Planck menganggap bahwa permukaan benda hitam
       memancarkan radiasi secara terus-menerus, sesuai dengan hukum-hukum fisika yang
       diakui pada saat itu. Hukum-hukum itu diturunkan dari hukum dasar mekanika yang
       dikembangkan oleh Sir Isaac Newton. Namun dengan asumsi tersebut ternyata Planck
       gagal untuk mendapatkan persamaan matematika yang dicarinya. Kegagalan ini telah
       mendorong Planck untuk berpendapat bahwa hukum mekanika yang berkenaan
       dengan kerja suatu atom sedikit banyak berbeda dengan Hukum Newton.

                   Max Planck mulai berasumsi baru, bahwa permukaan benda hitam tidak
       menyerap atau memancarkan energi secara kontinu, melainkan berjalan sedikit demi
       sedikit dan secara bertahap. Menurut Planck, benda hitam menyerap energi dalam
       berkas-berkas kecil dan memancarkan energi yang diserapnya dalam berkas-berkas
       kecil pula. Berkas-berkas kecil itu selanjutnya disebut kuantum. Teori kuantum ini bias
       diibaratkan dengan naik atau turun menggunakan tangga. Hanya pada posisi-posisi
       tertentu, yaitu pada posisi anak tangga kita dapat menginjakkan kaki, dan tidak
       mungkin menginjakkan kaki di antara anak-anak tangga itu. Dengan hipotesis yang
       revolusioner ini, Planck berhasil menemukan suatu persamaan matematika untuk
       radiasi benda hitam yang benar-benar sesuai dengan data percobaan yang
       diperolehnya. Persamaan tersebut selanjutnya disebutHukum Radiasi Benda Hitam

       Planck yang menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan dari suatu benda
       hitam berbeda-beda sesuai dengan panjang gelombang cahaya. Planck mendapatkan
       suatu persamaan :
                                                     E = hf
       Keterangan:
       ● E adalah energi (Joule)h adalah tetapan Planck, h = 6.63× (Js)f adalah frekuensi dari
          cahaya (Hz)
                   Hipotesis Planck berlawanan dengan teori klasik tentang gelombang
       elektromagnetik yang merupakan titik awal dari lahirnya teori kuantum sebagai

       penanda terjadinya revolusi dalam bidang fisika. Terobosan Planck merupakan
       tindakan yang sangat berani karena bertentangan dengan hukum fisika yang telah
       mapan dan sangat dihormati. Ilmu fisika mampu menyuguhkan pengertian yang
       mendalam tentang alam benda dan materi melalui teori ini. Planck menerbitkan
       karyanya pada majalah yang sangat terkenal. Namun untuk beberapa saat, karya
       Planck ini tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat ilmiah saat itu. Pada
       mulanya, Planck sendiri dan fisikawan lainnya menganggap bahwa hipotesis tersebut
       tidak lain dari fiksi matematika yang cocok. Namun setelah berjalan beberapa tahun,
       anggapan tersebut berubah hingga hipotesis Planck tentang kuantum dapat
       digunakan untuk menerangkan berbagai fenomena fisika.
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14