Page 235 - Belajar dan Pembelajaran
P. 235
3. Strategi – Strategi Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran Inkuiri
1) Konsep Dasar Strategi Inkuiri
Strategi inkuiri berawal dari asumsi bahwa sejak manusia lahir
ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di
sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke dunia. Sejak
kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu
melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan indra-indra
lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus-menerus
berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan
yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari
oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inkuiri
dikembangkan. Di Indonesia inkuiri dikenalkan sejak tahun 1970an
sebagai suatu metode. Tahun 1980an inkuiri sering dipasangkan
dengan metode penemuan (discovery), khususnya dalam pembelajaran
sains (Rustaman, 2012). Inkuiri kemudian dikenal dengan pendekatan
konsep, pendekatan tujuan, pendekatan lingkungan sekitar tahun
1990an. Sementara itu inkuiri dikenalkan sebagai salah satu model
mengajar (Joyce, et al., 2000). Selanjutnya, Rustaman (2007)
memperkenalkan inkuiri sebagai kemampuan yang dapat
dikembangkan dan perlu diukur keberhasilannya pada siswa dan
guru yang melaksanakannya.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi inkuiri. Ciri-
ciri tersebut antara lain:
(a) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi
inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam
pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi
mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
(b) Seluruh aktivitas dilakukan siswa diarahkan untuk mencari
dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
223