Page 253 - Belajar dan Pembelajaran
P. 253
2. Pendekatan Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman. Pendekatan konstruktivisme adalah pembelajaran
berstruktur yang mengajak peserta didik berfikir dan memahami
materi pelajaran, bukan sekedar mendengar, menerima, dan
mengingat-ingat. Aliran filsafat konstruktivisme berangkat dari
pemikiran epistemologi Giambatista Vico. Ia mengungkapkan: “Tuhan
adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari
ciptaanya”. Mengetahui, menurut Vico, berarti mengetahui bagaimana
membuat sesuatu. Artinya seseorang dikatakan mengetahui manakala
ia dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu.
Oleh karena itu menurut Vico, pengetahuan itu tidak terlepas dari
orang (subjek) yang tahu. Pengetahuan merupakan struktur konsep
dari subjek yang mengamati. Selanjutnya, pandangan filsafat
konstruktivisme tentang hakikat pengetahuan mempengaruhi konsep
tentang proses belajar, bahwa belajar bukanlah sekedar proses
menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui
pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil dari “pemberian” dari
orang lain seperti guru, tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang
dilakukan individu. Pengetahuan hasil dari pemberitahuan tidak akan
menjadi pengatahuan yang bermakna (Samiri, 2008).
Piaget, tokoh yang mengembangkan gagasan konstruktivisme
itu, menyatakan lebih jauh lagi tentang hakikat pengetahuan, sebagai
berikut.
a. Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia
kenyataan belaka, akan tetapi selalu merupakan konstruksi
kenyataan melalui kegiatan subjek;
b. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan
struktur yang perlu untuk pengetahuan;
c. Pengetahuan di bentuk dalam struktur konsepsi seseorang.
Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu
berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman
seseorang.
241