Page 73 - Belajar dan Pembelajaran
P. 73

3.  Eksperimen Guthrie
                        Edwin Ray Guthrie adalah salah satu penemu teori pembiasaan
                  (contiguous  conditioning  theory).  Teori  ini  menyatakan  bawa  peristiwa
                  belajar  terjadi  karena  adanya  sebuah  kombinasi  antara  rangsangan
                  yang disandingkan dengan gerakan yang akan cenderung diikuti oleh
                  gerakan  yang  sama  untuk  waktu  berikutnya.  Teori  ini  menyatakan
                  bahwa apa yang sesungguhnya dipelajari oleh orang seperti seorang
                  siswa  belajar  adalah  reaksi  atau  respons  terakhir  yang  muncul  atas
                  sebuah  rangsangan  atau  stimulus.  Artinya,  setiap  peristiwa  belajar
                  hanya mungkin  terjadi  sekali  saja untuk selamanya  atau  tidak  sama
                  sekali  terjadi.  Menurut  Guthrie,    peningkatan  hasil  belajar  secara
                  berangsur-angsur  yang  dicapai  oleh  siswa  bukanlah  hasil  dari
                  berbagai respons kompleks  terhadap stimulus-stimulus sebagaimana
                  yang  diyakini para  behavioris  lainnya., melainkan  karena  kedekatan
                  asosiasi antara stimulus dan respons.
                        Guthrie mengemukakan bahwa tingkah laku manusia itu secara
                  keseluruhan  dapat  dipandang  sebagai  deretan-deretan  tingkah  laku
                  yang  terdiri  dari  unit-unit.  Unit-unit  tingkah  laku  ini  merupakan
                  reaksi  atau  respons  dari  perangsang  atau  stimulus  sebelumnya,  dan
                  kemudian  unit  tersebut  menjadi  pula  stimulus  yang  kemudian
                  menimbulkan respons bagi unit tingkah laku yang berikutnya. Demi-
                  kianlah seterusnya sehingga merupakan deretan-deretan unit tingkah
                  laku  yang  terus-menerus.  Jadi  pada  proses  conditioning  ini  pada
                  umumnya  terjadi  proses  asosiasi  antara  unit-unit  tingkah  laku  satu
                  sama  lain  yang  berurutan.  Ulangan-ulangan  atau  latihan  yang
                  berkali-kali  memperkuat  asosiasi  yang  terdapat  antara  unit  tingkah
                  laku yang satu dengan unit tingkah laku yang berikutnya.
                        Dalam  teori  contiguous  conditioning,  penguatan  (reinforcement)
                  tidak memainkan peran yang penting dalam belajar ketika telah terjadi
                  asosiasi  antara  stimulus  dan  respons.  Oleh  karena  itu  ketika  setiap
                  stimulus yang berbeda sedikit maka banyak percobaan yang mungkin
                  dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah respons secara umum. Teori
                  kontiguitas menyatakan bahwa lupa terjadi karena adanya halangan
                  dari  berlalunya  waktu,  sehingga  stimulus  menjadi  diasosiasikan
                  dengan respons baru.  Selain itu, pembiasaan yang sebelumnya terjadi


                                                                                     61
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78