Page 32 - MODUL kelompok 1
P. 32
7. Peyoratif, adalah perubahan makan yang menimbulkan makna baru dirasakan lebih rendah
nilainya dari makna lama (kebalikan dari amelioratif). Misalnya, kata oknum biasanya
dianggap baik pada zaman dulu dan sekarang maknanya berubah menjadi tidak baik.
8. Sinestesia, adalah perubahan makna yang biasanya terjadi karena pertukaran respon dua
indera yang berbeda. Misalnya, kata kata-katanya manis. Manis sebenarnya respon indera
perasa, tetapi dipakai untuk indera pendengar.
9. Asosiasi, adalah perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat. Misalnya, kata
amplop yang berarti kertas untuk membungkus surat, juga sering digunakan sebagai
membungkus uang, dari persamaan tersebut dipakai untuk pengertian memberi sogokan.
Contoh, Berikan dia amplop maka, urusan akan cepat beres.
Simpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa di dalam diksi makna berkaitan dengan bentuk bahasa dan
objek atau sesuatu yang dirujuknya. Makna memiliki dua jenis yaitu makna denotatif (makna
leksikal) dan makna konotatif (makna gramatikal). Kata denotatif (makna leksikal) merupakan
makna kata secara bebas atau makna yang bersifat umum tanpa berkaitan dengan kata yang lain
dalam sebuah struktur, sementara itu kata konotatif berkaitan dengan konsep konotasi. Denotasi
merupakan konsep dasar yang didukung oleh kata, sedangkan nilai rasa atau gambaran tambahan
yang ada di samping denotasi disebut konotasi.
Agar pemilihan kata benar-benar tepat, seseorang pengguna bahasa diharapkan dapat
memahami syarat-syarat dalam pemilihan kata. Syarat yang dimaksud di antaranya adalah
ketepatan diksi dan kesesuain diksi.
Kesalahan diksi meliputi kesalahan yang tidak tepat dalam pemilihan kata, ketidaksesuaian
atau kata yang tidak cocok dalam kalimat, sehingga menjadi tidak efektif atau efesien. Kata
sinonim adalah kata yang memiliki bentuk sama (mirip) dan memiliki makna sama juga. Kata
bersinonim atau sinonim merupakan bentuk kata yang melambangkan suatu makna.
27