Page 42 - MODUL PEMBELAJARAN EKONOMETRIKA
P. 42

Pemodelan fixed effect memiliki beberapa kelemahan (Gujarati, 2003 dan Heij. et. al, 2004) yakni:

                   a.  Masalah kekurangan derajat kebebasan (degree of freedom) akibat jumlah sampel yang terbatas. Sebagai
                       contoh jika data yang dimiliki terdiri atas 10 unit cross section dan 5 unit urut waktu, maka kita harus
                       mengestimasi  13  variabel  dummy  tambahan.  Rendahnya  derajat  kebebasan  dapat  menimbulkan
                       inefisiensi pada parameter yang diestimasi.
                   b.  Multikolinearitas yang diakibatkan oleh banyaknya variabel dummy yang diestimasi.

                   c.  Keterbatasan  kemampuan  estimasi,  terutama  jika  terdapat  variabel  yang  bersifat  tidak  berubah
                       berdasarkan waktu (rime invariant).

                   d.  Kemungkinan korelasi di antara komponen residual spesifik (cross section dan urut waktu).

               C. Model Efek Random (Random Effect Model, REM)

               Misalnya kita melakukan estimasi terhadap suatu sistem panel data dengan k variabel bebas sebagai berikut:
                                             y it  = B 0 + B 1x it1 + ... + B k x itk + ai + u it

               Model  random  effect  digunakan  ketika  unobserved  effect  ait,  dapat  diasumsikan  tidak  berkorelasi  dengan
               satu/lebih variabel bebas, atau

                                            Cov (x itj, a i) = 0, t 1, 2, ..., T; j = 1, 2, ..., k
               Kita dapat memodelkan persamaan diatas dengan menggunakan composite error term sebagai berikut:
                                              Yit = B0 + B1xit + ... + Bkxitk + vit

               Karena ai selalu ada pada composite error term pada setiap periode waktu maka vit mengalami serial correlation.
               Dapat ditunjukkan bahwa

                                                Corr(v it, vi s) =       2     ; t ≠ s
                                                               2  +  2  
               Kita dapat mengoreksi keberadaan serial correlation dengan suatu prosedur GLS. Namun demikian agar prosedur
               ini efektif maka data harus memiliki N yang lebih besar terhadap Gamma, GLS dengan melakukan transformasi
               pada setiap regresor dan variabel terikat melalui suatu koefisien ƛ

               Hasil  transformasi  ini  menghasilkan  quasi  demeaned  data  dan  estimator  yang  diperoleh  dari  regresi  disebut
               random effect estimator. Pemilihan FEM atau REM didasarkan pada apakah heterogenitas bersifat konstan (dan
               berkorelasi dengan variabel bebas) atau random. Namun demikian, dalam praktik hal ini sulit ditentukan secara
               apriori. Untuk itu diperlukan suatu tes untuk menguji superioritas suatu model terhadap model lain.
               Hausman (1978) mengajukan suatu tes yang menggunakan REM sebagai acuan (null hipotesis). Dasar pemikiran
               yang digunakan adalah dengan menguji adanya hubungan antara a, dan Jika statistik uji menunjukkan penolakan
               hipotesis null maka FEM adalah lebih tepat dan sebaliknya REM jika hipotesis null tidak dapat ditolak.







                                                           39
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47