Page 39 - MODUL PEMBELAJARAN EKONOMETRIKA
P. 39

y t  =  y t - 1 + e t ; e t ~ NIID (0,1)
               Kita selanjutnya membuat suatu sampel yang terdiri dari T observasi y, (misalnya T = 25). Selanjutnya, lakukan
               regresi

                                                y 1  =  py  t - 1 + e t ; e t ~ NIID (0,1)
               di mana sekarang nilai p adalah tidak lagi diresktriksi = 1. Kita replikasi regresi semacam ini sebanyak 10.000
               kali (seperti yang dilakukan oleh Fuller, 1976). Dengan demikian kita akan memiliki 10.000 nilai p berbeda
               beserta nilai statistik hitungnya (sebut saja dengan T). Nilai ini kita tabulasi secara kumulatif dan peroleh persentil
               terbawah 1%, 5% dan 10%. Di sini kita telah memperoleh nilai kritis proses unit root dengan model yang diberikan
               oleh persamaan 8.32 untuk T = 25. Proses ini dapat diulang untuk DGP yang berbeda-beda, yang merupakan suatu
               bentuk yang lebih restriktif dari persamaan diatas serta pada jumlah observasi yang berbeda-beda.

               Perkembangan Uji Unit Root

               Sejak studi seminal Dickey dan Fuller (1976), pengujian ketidakstasioneran data telah menjadi area kajian yang
               sangat aktif. Berbagai metode pengujian baru ditawarkan dengan berbagai klaim kelebihannya. Di sini kita akan
               membahas beberapa metode dimaksud, tetapi hanya sebatas ulasan. Kita hanya akan membahas esensi metode
               dan bukan detail teknisnya.

               Salah satu uji unit root lain yang banyak digunakan adalah Uji Phillips dan Perron (1988). Uji Phillip dan Perron
               merupakan alternatif dari ADF, di mana daripada menggunakan lag term untuk menghilangkan autokorelasi yang
               ada pada DGP maka digunakan suatu teknik nonparametris untuk mengoreksi nilai 1 hitung Penggunaan lag term
               dinilai akan mengurangi derajat kebebasan dan karenanya power of test Dengan kata lain uji Phillips-Perron
               mengklaim power yang lebih baik daripada uji ADF. Namun demikian, Schwert (1989) mengkritik metode ini
               sebagai lemah dalam hal size, adanya kecenderungan over reject hipotesis null yang benar Perbaikan te dilakukan
               terhadap metode Phillips-Perron sebagai tanggapan kritik ini dan menghasilka uji Perron-Ng(1996).

               Kwiatkowski, Phillips, Schmidt dan Shin (KPSS, 1992) melakukan pengujian unit root bertolak dari hipotesis null
               stationarity (bukan non-stationarity seperti ADF dan Phillips-Perron). Pengujian ini dinilai memiliki kinerja yang
               biasa saja sehingga tidak banyak digunakan dalam penelitian empiris. Namun demikian, Silvestre, et. al (2001)
               menyarankan penggunaan ADF dan KPSS secara bersama di dalam pengujian unit  root dalam kerangka uji
               konfirmasi. Elliott, Rothenberg dan Stock (ERS, 1996), melakukan modifikasi terhadap persamaan ADF dengan
               melakukan detrending generalized least squares (GLS). Pengujian ini telah diakui memiliki power yang lebih baik
               daripada ADF (Harris dan Solis, 2003, hal 57). Ng dan Perron (2002) memberikan prosedur pengujian dengan
               menggunakan teknik ERS.



               C. Kointegrasi Dan Model Koreksi Kesalahan (Error Correction Model)
                       Pada  bagian  sebelumnya  telah  diuraikan  bahwa  regresi  OLS  di  antara  variabel-variabel  yang  non-
               stationary (terintegrasi orde d, I(d)) adalah spurious. Tanpa perlakuan yang memadai kita tidak dapat membedakan
               apakah hubungan yang diperoleh adalah benar bemakna atau sekadar disebabkan oleh interaksi DGP pada data.

                       Salah satu cara mengidentifikasi hubungan di antara variabel yang bersifat non- stationary adalah dengan
               melakukan pemodelan koreksi kesalahan. Dengan syarat bahwa pada sekelompok variabel non-stationary terdapat
               suatu  kointegrasi,  maka  pemodelan  koreksi  kesalahan  adalah  valid.  Syarat  ini  dinyatakan  dalam  teorema
               representasi Engle- Granger (1987).
                       Dalam bagian ini kita akan membahas suatu bentuk sederhana dari model koreksi kesalahan, yakni model
               koreksi kesalahan persamaan tunggal (single equation error correction model). Model ini digunakan jika kita dapat
               mengidentifikasi dengan baik bentuk hubungan kointegrasi yang ada pada sekelompok variabel.

               Kointegrasi: Konsep dan Pengujian

                                                           36
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44