Page 7 - E-book Terintegrasi Potensi Lokal Pembuatan Petis Berbasis PBL-SESD
P. 7
BAB 2
KEGIATAN BELAJAR
Uraian Materi
A. Kearifan Lokal Pembuatan Petis
Melimpahnya sumber daya alam di Indonesia menjadikan salah satu nikmat
alam yang harus disyukuri. Salah satunya adalah sumber daya laut, pada tahun 2019
total produksi perikanan di Indonesia telah mencapai 24,50 juta ton (21,6%)
menempati produsen perikanan terbesar kedua di dunia setelah Cina. Laut merupakan
salah satu komoditi mata pencaharian masyarakat di Indonesia. Melimpahnya sumber
daya hasil laut di Indonesia juga diikuti dengan berkembangnya berbagai industri
pengolahan hasil laut. Sayangnya pengolahan dan pemanfaatan hasil laut yang kurang
maksimal memicu terjadinya potensi limbah hasil laut yang akhirnya akan berdampak
dengan tercemarnya lingkungan.
Pengolahan hasil sumber daya laut pada umumnya bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pangan baik dalam
keadaan segar maupun sebagai produk olahan. Dapat dipahami bahwasannya dengan
pengolahan ini dapat menghambat ataupun menyeleksi pertumbuhan mikroba yang
dikehendaki saja, hal ini dikarenakan peranannya dalam memberikan cita rasa.
Misalnya penggaraman, dan pengolahan yang dilakukan dengan teknik fermentasi,
salah satunya adalah petis ikan. Petis juga merupakan salah satu upaya yang
dilakukan untuk memanfaatkan limbah produk-produk hasil laut baik itu limbah ikan
maupun udang agar tidak berpotensi mencemari lingkungan.
Petis merupakan produk makanan khas Jawa Timur terutama di daerah
Sidoarjo, Surabaya, dan Madura. Petis mempunyai tekstur semi basah yang
mempunyai bentuk pasta yang di dapatkan dari hasil samping atau limbah dari
daging, ikan atau udang. Umumnya dalam masyarakat petis ini digunakan sebagai
bumbu penyedap untuk makanan tradisional dan sebagai bumbu rujak buah. Pada saat
ini dikenal dengan tiga macam pembuatan petis berdasarkan bahan utama yang
digunakan, yaitu petis udang petis ikan, dan petis daging (Firdaus et al., 2016).
7
7