Page 219 - 9 dari Nadira
P. 219
beila .§. Chudori
memeriksa koleksi anggrek dan anthurium, mengusap-usap
nya dengan minyak agar daunnya berkilat, lalu kembali lagi
ke kursi tamannya untuk menghirup jamu paginya.
Setelah cangkir jamunya sudah hampir bersih, maka
suaminya akan keluar dari kamar, duduk bersamanya
membaca koran dan menghirl!Jp kopi pagi. Mereka kemudian
sama-sama menikmati sarapan. Aryati akan menikmati
sepotong roti, mentega, dan seoles madu; sedangkan suami
nya, Triyanto Abimanyu, akan melahap dua buah telur se
tengah matang, dua potong pepaya, dan sepotong roti. Me
reka saling bertukar informasi tentang rencana mereka hari
itu. Triyanto Abimanyu, pen�unan perusahaan minyak yang
kini menjadi komisaris di beberapa perusahaan, mengisi
harinya dengan mengadakan kunjungan dan pertemuan
pertemuan kecil, sebelum akhirnya kembali ke rumah dan
makan malam bersama istrinya.
Pada hari Minggu, putri bungsu mereka, Utari Dini,
datang bersama suami dan kedua anaknya untuk mengun
jungi Eyang Putri dan Eyang Kakung; berenang di kolam
renangdi belakangrumah. Putrasulungmereka, UtaraBayu,
jika tak sedang sibuk dengan d e a d l i n e majalah Tera akan
ikut bergabung. Jika Tara berhasil hadir dalam kumpul
kumpul mingguan ini, dia ak.an mengeluarkan panggangan
barbeque berkaki tiga. Aryati dan Tari akan mengeluarkan
daging. ayam, udang. cumi, ikan, dan segala macam bumbu
untuk kemudian dibakar dan dimakan beramai-ramai.
H idup pasangan Abimanyu itu sungguh sempurna.
H a mpir sempurna. Seandainya saja, yah, seandainya saja
putra sulung mereka yang jangkung, berhidung lancip, dan
bermata hitam dan tajam itu segera menyusul adiknya yang
lebih dahulu berumah tangga. Utara Bayu, lelaki yang halus
bu di itu, adalah impian banyak perempuan dan banyak cal on
21�