Page 223 - 9 dari Nadira
P. 223
Geilo ,§. Chudori
Kara Novena lahir ketika hari tak pernah senja. D i a adalah
sumber kebahagiaan orangtuanya yang merindukan se
orang anak perempuan sesudah tiga anak lelaki yang lahir
sebelumnya. Kara Novena menjadi pusat perhatian dalam
keluarga Basi<ara.
v
KaraNo e natidaktumbuh m en j adi anak manja. Dengan
kasih sayang yang berlimpah dari orangtua dan ketiga
abangnya, Novena berkembang menjadi seorang perem
puan yang penuh kasih dan kesabaran. Termasuk kesabaran
menanti seorang lelaki yang .sudah lama dicintainya. Utara
Bayu. Lelaki berhidung lancip dan bermata tajam itu sudah
menambat hati Novena sejak hari pertama pertemuan
mereka.
Selama dua tahun, Novena menjadi reporter junior
yang mengikuti semua tugas liputan dan saran-saran Tara,
Kepala Bironya, hingga akhirnya Tara meletakkan Novena
pada peliputan rubrik Lingkungan, Perilaku, dan Kesehatan.
Selama dua tahun itu, Novena merasa hidupnya tenter am,
hingga kedatangan seorang reporter baru yang menjadi pem
bicaraan di ruang redaksi. Pada tahun 1989, Novena ingat
sekali, s e o rang calon reporter baru yang masih hangat ke
luar dari panggangan akademis di luar negeri muncul di
ruang rapat lantai tujuh. Wajahnya tak disentuh oleh riasan
kecuali bedak dan selajur olesan merah muda pada bibirnya.
Rambutnya yang panjang itu nampaknya tak bersahabat
dengan sisir. Bibirnya hanya sesekali dibuka jika ada sese
orang yang bertanya. Novena menduga, Nadira tidak gemar
berbelanja seperti umumnya perempuan Jakarta. D i a hanya
suka mengenakan celana jeans dan k e meja putih. "Pasti dia
membeli dua lusin kemeja putih dan dua lusin jeans dari
merek yang sama," demikian Adina memberi komentar
tentang penampilan Nadira.
217