Page 227 - 9 dari Nadira
P. 227
l:ieilo .§. Chudori
KaraNovenamerasakan bahwasebuah hari harusmeng
alami petang yang suram.
***
Tara berdiri di depan pintu ruang rapat lantai delapan
kantor majalah Tera. Dia mendengar suara dialog yang ber
asal dari sebuah film. Tara mengetuk pintu dan terdengar
suara Novena yang mempersilakan dia masuk. Ruang rapat
itu gelap, kecuali cahaya yang bersumber dari layar televisi
menyirat wajah Novena. Novena duduk sendirian me
nyaksikan tayangan sebuah video. Tara memutuskan duduk
di sebelah Novena dan ikut menyaksikan video itu.
"Apa ini?"
.
"Ssssshh .. "
Tara dengan hikmat menatap layar televisi. Film itu
menyajikan adegan seorang perempuan kulit putih yang
sedang mencurahkan isi hatinya kepada seorang psikiater.
Mungkin dia baru berusia sekitar 40 tahun. Aksennya me
nunjukkan dia berasal dari I nggris. Tersendat-sendat
perempuan itu menceritakan bagaimana dia menjalani sisa
hidupnya di dunia ini. Namun, katanya dengan wajah me
nerawang, dia selalu merasa kematian adalah solusi yang
paling tepat untuk mengatasi kegelisahannya. Tara melihat
betapa gelisahnya sang perempuan. Sesekali dia menggaruk
d
pergelangan tangannya yang i perban. Sesekali dia menatap
keluar jendela. Pada adegan berikutnya, sineas dokumenter
itu menyebutkan beberapa pekan setelah wawancara itu,
sang perempuan ditemukan tewas gantung diri di kamar
man di.
Tara tersentak. D i a mengambil r e m o t e , memencet
tombol, dan video itu mati dalam sekejap. Dia berdiri dan
menyalakan lampu.
"Buat apa ini, Vena?"
221