Page 232 - 9 dari Nadira
P. 232
'Utaro. Ba�u
optimisme pada warga Tera, bahwa perkawinan adalah
sebuah institusi yang luhur, yang per/u dirayakan keluarga
Tera.
Karena itu, sungguh mengejutkan k e t i k a suatu hari d i
tahun 1995, ia menemukan sebuah undangan pernikahan
yang d i t em p e / k a n d i papan redaksi. Nadira Suwandi dan
Niko Yuliar.
Novena langsung mencabut kartu undangan itu dan
bak anak panah, ia melesat menuju meja Nadira. Nadira
yang tengah bersiap-siap mengambil lembaran cuti d i
ruang u m b er Da y a Manusia terkejut melihat Novena sud ah
S
berdiri di hadapannya seperti hantu yang berkelebatan.
"Benarkahr Novena mengangkat kartu pernikahan
itu. Suaranya meninggi dengan ek sp r e si kegembiraan
yang tak tertahankan.
a
Nadira mengangguk, se t e ngahher n , setengahbingung.
"Ya, Mbak ... Datang ya ... •
Novena tak tahu dari mana datangnya keinginan itu.
Dia langsung menjerit hingga lengkingannya mencapai
/angit sembari memeluk Nadira seerat mungkin, seperti
seorang ibu yang bahagia karena putrinya meraih gelar
Miss Universe.
se
"Aku ikut senang. O oo , aku ikut n a n g , Nadira!!"
Nadira semakin bingung dan mengucapkan terima
kasih dengan sopan sembari menepuk-nepuk bahu Novena.
Dia bahkan merasakan setitik air mata V e n a yang tumpah
kebahunya.
" K i t a harusrayakan, Nad. Nanti aku atur ... •
"Wah, tak perlu Mbak ... S a y a sudah mau c u t i , dan ... •
"Tidak ada tawar-menawar. S e b e l u m kamu c u t i , kita
bikin perayaan d i rooftop. Kamu tak perlu melakukan apa
a p a ; aku a ham kau sibuk dengan per siapanmu. Aku akan
p
2�6