Page 231 - 9 dari Nadira
P. 231

l:ieilo .§.  Chudori





                       "Bawa apa?"
                       "Bawa pacar, Nak  ... Bawa gad is yang akan kau nikahi.  . ."
                       "Katanya tadi rninta bawa ikan baronang dan kerapu .. ."

                       Kini suara ibunya rnulai rneninggi. "Nak, jangan begitu,
                 ooba sekarang usiarnu sudah berapa? Dan inga t ,  Nak Nadira
                 kan sudah ... "

                       "lya, iya, saya tahu, Nadira sudah pergi ke luar negeri,
                 Bu,  dan  dia  sudah  bercerai ...  Apa  hubungannya  dengan
                 saya?" Kini Tara terpaksa ban gun dan rnernbawa teleponnya
                 ke dapur sernbari rnernbuat kopi.

                       "Adikrnu Tari sudah punya duaanak. Karnu rnasih wara­
                 wiri sendirian ndak keruan. Ndak baik, Nak ...  si a rnu sudah
                                                                         U
                  kepala 4. Bagairnana kalau I bu rneninggal besok?"

                       Tara rnengaduk-aduk cangkir kopinya dan rnenghirup­
                 nya. Jam tujuh lewat 10 menit dan dia mernbicarakan soal
                 jodoh dan kematian dengan ibunya.

                       "Bu ... ,"  Tara  mengeluarkan  suara  sibuknya,  "ada
                 telepon masuk. Seperti nya bos saya, Bu ...  •
                       "Baik, baik, jadi hari Minggu, kamu bawa ikan dan bawa

                 pacarrnu ya, Nak .. ."
                       "Saya akan bawa ikan, tapi tidak bawa pacar, Bu .. ."
                       Tara menutup telepon dan menghela nafas.


                                                    ***


                  Kara  Novena  selalu  berbahagia  saat salah  seorang  ka­
                  wannya membuhulkan hubungannya  dengan kekasihnya
                 secara  resmi.  Novena  dianggap  seorang  ibu yang  akan
                 mengurus perayaan perkawinan anggota kantor majalah

                 Tera. P a d a   saat Andara menikah,  Novena membawa nasi
                 kuning yang dilahap dengan segera oleh sei             s i  kantor;  atau

                 ketika sekretarisredaksi, Mbak I mung menyebar undangan,
                  Novena  sibuk  mengumpulkan  uang  untuk  membelikan
                  hadiah  dari  seluruh  redaksi.  Novena  se/a/u  menyalakan
   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236