Page 251 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 251

"Ketahuilah, setelah tahun ini, tidak diperbolehkan seorang musyrik pun me­
                      nunaikan ibadah haji dan mengerjakan thawaf dalam kedaan telanjang. Barang­
                      siapa yang masih mempunyai masa tinggal, maka pengukuhannya itu berakhir
                      sampai habis masanya."

                             Yang demikian itu tidak lain untuk menghormati lingk.ungan Masjidil­
                      haram dan menyucikan negeri yang padanya Rasulullah � diutus kepada umat
                      manusia secara keseluruhan untuk menyampaikan berita gembira sekaligus juga
                      peringatan.  Itulah penghinaan bagi mereka di dunia, karena balasan itu sesuai
                      dengan  amal perbuatan. Sebagaimana mereka telah menghalangi orang-orang
                      mukmin dari Masjidilharam, maka mereka pun dihalangi darinya. Dan sebagai­
                      mana mereka telah mengusir orang-orang mukmin dari Makkah, maka mereka
                      pun diusir darinya.

                             Firman-Nya, � r  _y,e :,_,I� ��  �i � � �  1 "D an bagi meraka adzab yang
                      besar di akhirat, " k arena mereka telah menginjak-injak kehormatan Masjidil­
                      haram dan menghinakannya dengan menempatkan berhala-berhala di sekitar­
                      nya,  berdo'a kepada selain Allah di dalamnya, serta mengerjakan thawaf di
                      sana dalam keadaan telanjang, dan perbuatan-perbuatan lainnya yang dibenci
                      Allah � dan Rasul-Nya.
                              Sedangkan ulama yang menafsirkan sebagai Baitulmaqdis, maka Ka'ab
                       al-Ahbar mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang Nasrani itu ketika berhasil
                      mengusai Baitulmaqdis, maka mereka merobohkannya. "   Dan setelah Allah �
                      mengutus Nabi Muhammad �' Dia pun menurunkan ayat:
                       Jf � :J L-.S  G 2JJ)�( �1;:. � �� 4:,\  � jJ: jf �� �� � � tllif �� 1

                                                                                         •    J
                                                                                "'  '.  · · L_;:  '}\  \A . 1 ::,. �
                                                                                "  �       .   �  -
                       "D an siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi
                       menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk meroboh­
                       kannya? M e reka itu tidak sepatutnya memasukinya kecuali dengan rasa takut
                       (kepada Allah). "
                              Oleh karena itu, tidak ada di muka bumi ini seorang Nasrani pun yang
                       berani  masuk Baitulmaqdis kecuali dalam keadaan takut. As-Suddi mengatakan:
                       "Sekarang ini, tidak ada seorang Romawi pun di muka bumi ini yang berani
                       memasuki Baitulmaqdis melainkan dalam keadaan takut dipenggal lehemya,
                       atau ditakutkan dengan pembayaran jizyah yang harus dilaksanakannya."

                              Menurut panafsiran as-Suddi, Ikrimah, dan Wa'il bin Dawud, kehinaan
                       mereka di d u nia itu akan benar-benar terwujud dengan m u nculny a Imam Mahdi.
                       Sedangkan Qatadah menafsirkannya dengan pembayaran jizyah dengan patuh
                       sedang mereka dalam keadaan tunduk.
                              Yang benar bahwa kehinaan di dunia itu lebih umum dari semuanya
                       itu. D a lam sebuah hadits disebutkan mengenai permohonan perlindungan









          232                                                                                 Tafsir lbnu
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256