Page 10 - Sinar Tani Edisi 4100
P. 10

10                      Edisi 27 Agustus - 2 September 2025  |  No. 4100  Tahun LV                                           Pangan


          NFA Luncurkan Direktori                                                                                       berbagai wilayah Indonesia. Karena


                                                                                                                        itu, uoaya NFA tidak berhenti pada
          Angka Prevalensi                                                                                              penyusunan data.  Namun menurut
                                                                                                                        Nita, angka PoU tidak hanya sebatas
                                                                                                                        angka atau sebatas publikasi, tetapi
                                                                                                                        menjadi
                                                                                                                                          bersama
                                                                                                                                                     untuk
                                                                                                                                   dasar
          Ketidakcukupan                                                                                                bergerak dalam menyusun kebijakan,
                                                                                                                        program, dan intervensi nyata kepada
                                                                                                                        masyarakat.
                                                                                                                           Nita menjelaskan, PoU adalah
          Konsumsi Pangan                                                                                               estimasi proporsi dari suatu populasi
                                                                                                                                   yang
                                                                                                                                         mana
                                                                                                                        tertentu
                                                                                                                                                 konsumsi
                                                                                                                        energi biasanya sehari-hari dari
                                                                                                                        makanan     tidak   cukup    untuk
                                                                                                                        memenuhi tingkat energi yang
                                                                                                                        dibutuhkan untuk hidup sehat,
                                                                                                                        aktif dan produktif, yang dinyatakan
                                                                                                                        dalam bentuk persentase.
                                                                                                                           Faktor yang Mempengaruhi
                                                                                                                           Ada    beberapa   faktor   yang
                                                                                                                        dapat mempengaruhi angka PoU.
                                                                                   yang dinyatakan dalam persentase.    Diantaranya, struktur usia penduduk,
                                                                                   Artinya,  PoU   menjadi   indikator  komposisi  gender,  aktivitas  fisik
                                                                                   penting yang mencerminkan tingkat    rata-rata, tingkat tinggi badan rata-
                                                                                   ketidakcukupan konsumsi pangan,      rata dan jumlah makanan yang
                                                                                   sekaligus alat untuk memetakan       dikonsumsi.    Dengan    demikian,
                                                                                   kondisi kerawanan pangan.            kata Nita, menurunkan PoU berarti
                                                                                      Dengan dasar rekomendasi yang     tidak  hanya  meningkatkan  rata-rata
                                                                                   kuat, ungkap Sarwo, para kepala      konsumsi energi populasi, tetapi
                                                                                   daerah atau pengampu kebijakan       juga   mengurangi     ketimpangan
                                                                                   terkait, dapat mengetahui secara     distribusinya.
                                                                                   presisi lokasi prioritas dan besaran    Untuk itu, integrasi kebijakan
                                                                                   populasi  yang  memiliki  tantangan   pembangunan pusat dan daerah
          Saat ini NFA terus memperkuat kebijakan                                  ketidakcukupan konsumsi pangan       harus    disiapkan    mulai    dari
                                                                                   tersebar di wilayahnya.
                                                                                                                        proses perencanaan sampai ke
          penanganan kerawanan pangan. Untuk                                          Dalam menghitung tingkat PoU      penganggaran     (APBN,  APBD    I,
          mengukur kondisi kerawanan pangan                                        dilakukan melalui kolaborasi NFA dan   APBD II) menjadi penting. Jadi,
                                                                                                                        keberhasilan pencapaian penurunan
                                                                                   Badan Pusat Statistik (BPS) dengan
          tersebut, NFA bekerjasama dengan Badan                                   memanfaatkan data Survei Sosial      angka PoU terletak pada kolaborasi
          Pusat Statistik menyusun Buku Direktori                                  Ekonomi Nasional (Susenas). Direktori   yang berkelanjutan antara seluruh
                                                                                                                        mitra pentahelix baik pusat maupun
                                                                                   yang disusun bersama BPS ini telah
          Angka Prevalensi Ketidakcukupan                                          menghasilkan 38 buku Direktori PoU   daerah melalui berbagai intervensi
          Konsumsi Pangan yang didetailkan                                         Provinsi  yang  didetailkan  hingga   kegiatan/program dan strategi.
                                                                                   tingkat kecamatan dan desa.
                                                                                                                           Nita menegaskan, karena PoU
          sampai dengan level kecamatan dan desa.                                     “Untuk pertama kalinya, data PoU   menjadi salah satu Indikator utama
                                                                                   disajikan hingga tingkat kecamatan   pembangunan  dalam RKPD 2026,
                                                                                   dan    desa,   yang    sebelumnya    sehingga di tingkat Pemda semua
                      unia kini menghadapi    saat   Diseminasi  Buku   Direktori  berbasis   kabupaten/kota.   “Saya   sub kegiatan urusan pangan dalam
                      tantangan       besar   Prevalence of Undernourishment       berharap data ini menjadi peta jalan   pedoman penyusunan RKPD dapat
                      ketahanan     pangan.   (PoU) di Jakarta, Kamis (14/8).      bagi  pemerintah  daerah dalam       digunakan     untuk    mendukung
                      Beberapa        faktor     Pada    kesempatan    itu,  NFA   merancang intervensi program yang    pencapaian target PoU.
                      penyebabnya    adalah   memberikan            penghargaan    lebih tepat sasaran,” kata Sarwo.       Peran   Pemda    dalam    upaya
       Dperubahan                     iklim,  kepada provinsi dan kabupaten/          PoU sendiri  merupakan indikator   penurunan PoU yaitu penyelarasan
          fluktuasi  harga  pangan,  hingga   kota dengan capaian PoU terbaik,     global dalam SDGs target 2.1. Artinya   perencanaan pembangunan daerah
          perubahan daya beli masyarakat      yakni Provinsi Banten, NTB, dan      indikator ini dapat digunakan secara   dengan perencanaan pembangunan
          menjadi   ancaman    nyata   yang   Bali, serta Kabupaten Sumbawa        global   untuk    membandingkan      nasional;  internalisasi  kebijakan
          dapat memicu kerawanan pangan.      Barat, Gianyar, dan Badung. Untuk    kerawanan  pangan  antar  wilayah.   ketahanan    pangan;   optimalisasi
          Beberapa wilayah di Tanah Air pun   kategori  penurunan  PoU terbaik,    Kerawanan pangan yang diukur         pelaksanaan     indikator   kinerja
          menghadapi persoalan tersebut.      penghargaan diraih Provinsi Sulawesi   dari ketidakcukupan pangan di      pangan;    perlunya   peningkatan
            Kepala NFA Arief Prasetyo Adi     Barat, Kalimantan Timur, dan Jawa    Indonesia pada 2024 sebesar 8,27     sinergi antara pusat dan daerah;
          menegaskan,   eratnya  hubungan     Tengah,  serta Kabupaten  Mamasa,    persen. Artinya ada sebanyak 8,27    dan optimalisasi potensi daerah dan
          antara     kerawanan      pangan    Penajam Paser Utara, dan Lebak.      persen penduduk Indonesia dengan     peluang kerja sama daerah.
          dan    kemiskinan.   Pengentasan       NFA    berharap    capaian   ini  konsumsi yang tidak cukup energi        Nita    mengakui,    tantangan
          kemiskinan  berdampak  signifikan   menginspirasi  daerah  lain untuk    untuk hidup secara sehat dan         utamanya     dalam    upaya   PoU
          terhadap pengurangan masyarakat     mengoptimalkan data PoU sebagai      beraktifitas secara normal.          adalah memastikan ketersediaan
          rawan pangan. Sebab, pangan adalah   panduan kebijakan. Dengan kerja        Direktur Kewaspadaan Pangan       pangan yang cukup, akses ekonomi
          kebutuhan dasar yang harus tersedia,   sama lintas sektor, target penurunan   NFA, Nita Yulianis menambahkan,   yang  terjangkau, serta distribusi
          terjangkau, dan bergizi seimbang    PoU hingga 4,41 persen pada 2029     PoU telah menjadi indikator kinerja   pangan yang menjangkau semua
          bagi seluruh rakyat.                diharapkan  tercapai  bahkan  lebih   pemerintah   pusat   dan   daerah   kelompok, khususnya di  wilayah
            “Untuk itu kami akan semaksimal   cepat.                               dalam mengukur tingkat kerawanan     dengan  hambatan  geografis  atau
          mungkin memastikan ketersediaan,                                         pangan.  Hingga  kini  menunjukkan   infrastruktur. Metode PoU hanya
          keterjangkauan, dan pemanfaatan        Tonggak Penting                   tren positif. Pada 2024, angka PoU   menilai  kecukupan energi tanpa
          pangan   yang   beragam,   bergizi     Sarwo   berharap,  langkah   ini  sebesar   8,27  persen,  membaik     mempertimbangkan kualitas gizi,
          seimbang, dan aman bagi seluruh     menjadi tonggak penting untuk        dibanding tahun sebelumnya 8,53      sehingga meskipun indikator  ini
          masyarakat,” katanya.               mendapatkan data akurat guna         persen.                              membaik, masalah kekurangan gizi
            Sementara itu, Sekretaris Utama   mendukung pengambilan kebijakan         Sesuai mandat RPJMN, terdapat     mikro dapat tetap terjadi.
          Badan Pangan Nasional/National      pangan dan gizi nasional yang lebih   target capaian angka PoU. Jika pada    Karena itu, upaya menurunkan
          Food Agency (NFA) Sarwo Edhy        tajam dan terukur. Buku ini nantinya   tahun 2025 angka PoU sebesar 7,21   PoU     perlu    menggabungkan
          mengungkapkan,         kerawanan    dapat dimanfaatkan masing-masing     persen, maka pada tahun 2029         peningkatan konsumsi energi yang
          pangan dipicu berbagai faktor, mulai   provinsi  sebagai  dasar  pelaksnaan   menjadi hanya 4,41 persen. Namun   memadai  dengan perbaikan  pola
          dari gangguan pasokan, keterbatasan   intervensi kegiatan.               menurut Nita, penurunan PoU ini      distribusi pangan. Dengan demikian,
          akses  fisik,  keterjangkauan  harga   PoU        atau       prevalensi  tidak hanya fokus pada angka, tapi   seluruh     lapisan    masyarakat,
          pangan,   minimnya    pendapatan    ketidakcukupan konsumsi pangan       harus dilakukan program dan aksi     termasuk yang berada di bagian
          masyarakat.  “Kondisi  ini  akhirnya   adalah  proporsi  penduduk  yang   bersama antara pusat dan daerah.    bawah  distribusi  konsumsi,  dapat
          akan memperburuk tercukupinya       mengonsumsi  pangan  di  bawah          Angka    ini  menjadi  indikator  memenuhi kebutuhan energinya
          pemenuhan kebutuhan konsumsi        standar kecukupan energi untuk       penting   untuk   melihat   kondisi  secara   berkelanjutan.  Direktorat
          pangan     masyarakat,”   ujarnya   hidup sehat, aktif, dan produktif,   kerawanan pangan dan gizi di         Kewaspadaan Pangan NFA
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15