Page 13 - suara yang dibungkam
P. 13

Kepala Sekolah: (membuka rapat dengan suara tegas)
               "Terima kasih kepada semua yang hadir. Saya akan langsung saja. Beberapa hari lalu, kami
               menemukan rekaman CCTV di halaman belakang sekolah yang menunjukkan kejadian yang
               sangat tidak pantas. Kejadian ini melibatkan beberapa siswa yang ada di ruangan ini, dan setelah
               kami melihat rekamannya, keputusan telah dibuat."


               Revan duduk dengan wajah penuh percaya diri, meski sedikit tegang. Siska di sampingnya
               tampak tidak terpengaruh, sementara Albi terlihat gugup. Titus duduk di belakang, berusaha
               tetap tenang, dan Amira tampak cemas.

               Revan: (berbisik ke Siska, dengan nada arogan)
               "Ini pasti nggak penting. Mereka nggak bisa buktikan apa-apa."


               Siska: (tertawa kecil)
               "Mereka hanya berlebihan. Kita bisa lolos dari ini."


               Kepala Sekolah: (melanjutkan)
               "Dalam rekaman CCTV, terlihat jelas bahwa Revan dan Siska terlibat dalam tindakan
               perundungan fisik terhadap siswa lain, yaitu Titus. Rekaman ini cukup kuat untuk menunjukkan
               apa yang sebenarnya terjadi."

               Revan langsung tegang mendengar hal itu, wajahnya berubah, tapi ia berusaha tetap tenang.
               Siska berhenti tertawa, menyadari situasi semakin serius. Albi terlihat semakin cemas,
               sementara Titus menunduk, merasa sedikit lega tapi juga terkejut bahwa ada bukti nyata tanpa
               dia harus bertindak lebih lanjut.

               Revan: (berdiri dengan marah, mencoba membela diri)
               "Pak, itu cuma salah paham! Titus juga ikut memprovokasi kami. Kami tidak memulai apa-apa!"

               Pak Tedy: (dengan tenang, menatap Revan)
               "Salah paham? Rekaman itu menunjukkan dengan jelas bahwa kau yang memulai kekerasan,
               Revan. Tidak ada ruang untuk alasan di sini."

               Siska: (berusaha menyela)
               "Titus juga bukannya nggak salah. Dia selalu berusaha sok kuat di depan kami!"

               Kepala Sekolah: (menatap mereka dengan tegas)
               "Kalian sudah melanggar aturan sekolah, baik secara verbal maupun fisik. Dan yang lebih parah
               lagi, kami memiliki bukti kuat. Ini bukan tentang siapa yang lebih kuat atau siapa yang
               memprovokasi, ini tentang perilaku perundungan yang sama sekali tidak dapat diterima."

               Revan: (mulai panik, mencoba mencari dukungan)
               "Pak, aku nggak bisa dikeluarkan dari sekolah ini! Keluargaku sudah berkontribusi banyak untuk
               sekolah ini. Ini hanya kesalahpahaman. Aku bisa jelaskan semuanya!"
   8   9   10   11   12   13   14   15   16