Page 10 - e-modul bab 3 PAI
P. 10

yang  ditinggal  mati,  dan  mengurus  orang  yang  mati,  seperti:
                   memandikan,  mengkafani,  menshalatkan,  dan  menguburkannya.
                   Rasulullah  SAW  bersabda,  “Cukuplah  mati  sebagai  pelajaran  dan
                   keyakinan (keimanan) sebagai kekayaan” (H.R. Thabrani).

                          Cara  lain  untuk  mengingat  mati  adalah  dengan  ziarah  kubur.
                   Hal itu sangat dianjurkan dalam Islam, karena dengan melaksanakan
                   aktifitas ini seseorang menjadi sadar bahwa cepat atau lambat diapun
                   akan  mati  seperti  orang  yang  ada  di  dalam  kubur,  yang  hanya
                   ditemani  oleh  amalnya  didunia.  Bila  tidak  sempat  berziarah  kubur,
                   maka  saat  lewat  di  kuburan,  seorang  muslim  dianjurkan  untuk
                   mengucapkan  salam  kepada  ahli  kubur  muslim  yang  telah
                   mendahului mereka.


                   C. Ibadah: Manifestasi Iman, Islam Dan Ihsan

                   1.  Hakikat dan Manfaat Ibadah

                   a. Hakikat ibadah
                          Biasanya  orang  memahami  “ibadah”  sebagai  aktivitas  ritual
                   shalat,  berdoa,  zakat,  puasa,  haji,  dan  yang  semacamnya.  Ibadah
                   difahami sedemikian  sempit  sehingga  terbatas  hanya  dalam  bentuk
                   hablun minallah atau hubungan vertikal antara hamba dengan Allah
                   saja. Padahal pengertian ibadah yang sebenarnya tidaklah demikian.

                   Ibadah  adalah  bentuk  penghambaan  diri  kepada  Allah  yang  bukan
                   hanya  berkaitan dengan  hubungan manusia (hamba) dengan Tuhan
                   (hablun minallah) tetapi juga hubungan manusia dengan sesamanya
                   (hablun minannas), bahkan juga hubungan manusia dengan semua
                   makhluk (mu‟amalah ma‟al khalqi).
                          Para  ulama  memberikan  definisi  yang  berbeda-beda  tentang
                   ibadah.  As-Siddieqy  misalnya  mengartikan  ibadah  sebagai:  “nama
                   yang meliputi segala kegiatan  yang disukai  dan  diridhoi  oleh  Allah,
                   baik  berupa  perkataan  atau  perbuatan,  secara  terang-terangan

                   ataupun  tersembunyi”  (as-Siddieqy,  1963:22).  Jadi  cakupan  ibadah
                   itu  luas  sekali,  meliputi  segala  aspek,  gerak  dan  kegiatan  hidup
                   manusia.  Bahkan  di  dalam  sebuah  hadis  diterangkan,  bahwa
                   membuang  duri  dari  tengah  jalan  (agar  tidak  mengganggu  orang
                   berjalan)  adalah  ibadah,  bermuka  manis  ketika  bertemu  kawan
                   adalah ibadah, dan memandangnya anak kepada ibunya karena cinta
                   adalah juga ibadah.
                          Selanjutnya  Al-Imam  Ibnu  Katsir  dalam  tafsirnya  menyim-

                   pulkan  bahwa  hakikat  ibadah  ialah:  “suatu  pengertian  yang
                   mengumpulkan  kesempurnaan  cinta,  tunduk  dan  takut  (kepada


                                                           9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15