Page 162 - dear-dylan
P. 162

Huh, tapi dugaanku benar kan, kalau Regina mengincar dia? Susah memang punya cowok
               seganteng Dylan. Eeehh... tapi tetap saja, biarpun ganteng, tapi kalau suka menghilang dan sok
               nggak  bisa  dihubungi  begini,  aku  nggak  sukaaa!  Awas  saja  kalau  dia  muncul  nanti!  Lihat  saja
               nanti!
                    “Taura, kamu bisa memasangkan cincin di jari Vita.”
                    Aku mendongak, dan menghela napas melihat acara pemasangan cincin sudah dimulai, tapi
               Dylan belum juga datang. Ke mana dia?
                    “Dengan  kuasa  yang  diberikan  oleh  Gereja,  aku  menyatakan  kalian  sebagai  suami-istri.
               Taura, kamu boleh memberikan ciuman kasih untuk istrimu sekarang.”
                    Bang Tora membuka cadar Mbak Vita, dan mencium keningnya. Ohhh so sweeeeettttt!
                    “Hai!”
                    Aku  menoleh,  dan  melihat  Dylan  sudah  duduk  di  sebelahku!  Rupanya  dia  memutar  dari
               bangku belakang tadi, jadi aku nggak melihatnya!
                    “Dari mana aja kamu?” Aku keheranan menatap dahinya yang bersimbah keringat.
                    “Nanti aku ceritain.”
                    “Dylaaann... kamu kan sudah janji...”
                    “Sssttt... nggak boleh ribut di gereja!” Dylan berbisik di telingaku. “Aku kan bukannya nggak
               mau cerita, tapi menunda saja. Aku nggak mau melewatkan prosesi pernikahan abangku!”
                    “Huuu... kamu sudah melewatkannya dari tadi, tau!”
                    Aku manyun, tapi Dylan pura-pura nggak melihat. Dia yang bertepuk tangan paling keras
               setelah Bang Tora mencium kening Mbak Vita.

                                                          * * *

               “Dan inilah dia... SKILLFUL!”
                    Dylan  setengah  berlari  menaiki  panggung,  sementara  personel-personel  Skillful  lainnya
               mengambil instrumen mereka dari para kru yang tadi menyiapkan semua instrumen itu. Semua
               yang hadir di ballroom ini bertepuk tangan keras sekali. Skillful memang bersedia manggung di
               resepsi Bang Tora dan Mbak Vita ini, sebagai hadiah untuk mereka, tanpa dibayar!
                    Hihi... tentu saja ya, personelnya kan adik si mempelai sendiri!
                    Memang  sih,  tadi  Dylan  bilang  semua  show  Skillful  harus  melalui  manajemen,  nggak
               segampang yang kukira, hanya dengan kesediaan personelnya. Tapi Bang Budy ternyata sangat
               setuju  begitu  mendengar  rencana  ini.  Dia  malah  menyuruh  Skillful  jadi  wedding  band!  Haha,
               lumayan kan untuk menghemat budget! Bang Tora, nggak perlu sewa wedding singer!
                    Untunglah tugasku sebagai penerima tamu sudah selesai, jadi aku bisa nonton Dylan nyanyi.
               Capek juga ternyata jadi penerima tamu, tapi seru banget! Tata dan Ina, yang satu meja denganku
               (ada dua meja penerima tamu, meja satunya dijaga tiga sepupu Dylan yang lain), nggak habis-
               habisnya mengajakku ngobrol. Aku terbahak saat dua saudara kembar itu berdebat sendiri, juga
               saat Tata mengeluh karena keinginannya pakai gaun H-I-T-A-M di pesta ini nggak terwujud, dan
               Ina memandangnya dengan tatapan mencemooh! Ya ampun, asli konyol!
                    Dylan mengoceh sebentar di atas panggung sebelum mulai menyanyi. Anehnya, kali ini dia
               cukup lancar, bukannya berceloteh nggak jelas seperti biasanya. Mungkin karena yang menonton
               dia kali ini orang-orang yang dikenalnya, ya? Keluarganya, teman-temannya... Mungkin karena itu
               dia jadi nggak grogi.
   157   158   159   160   161   162   163   164   165