Page 161 - dear-dylan
P. 161

THE WEDDING








               “SAYA,  Taura  Daniel  Siregar,  mengambil  engkau  Shellovita  Elizabeth,  sebagai  istriku.  Saya
               berjanji  di  hadapan  Tuhan  dan  jemaat-Nya,  bahwa  saya  akan  setia  kepadamu,  dan  mengasihi
               engkau,  dalam  susah  maupun  senang,  sakit  maupun  sehat,  miskin  maupun  kaya,  sebagaimana
               wajib diperbuat seorang suami yang beriman kepada Yesus Kristus.”
                    Aku  menatap  Mbak  Vita  dan  Bang  Tora  yang  berdiri  di  depan  sana  dengan  terpesona,
               sementara  Mbak  Vita  bergantian  mengucapkan  janji  yang  sama  pada  Bang  Tora.  Rasanya
               indaaaaahhh sekali! Romantis!
                    Yeah, aku tahu aku memang norak, tapi aku benar-benar terharu! Mbak Vita terlihat amat-
               sangat-super-duper-cantik-sekali dalam gaun dan cadar pengantinnya. Aku sampai nyaris nggak
               mengenalinya waktu dia turun dari mobil pengantin tadi!
                    Kapan ya aku bakal mengalami hal yang sama? Jadi pengantin yang cantik... mengucapkan
               janji setia di Gereja...
                    Sekarang  aku  jadi  benar-benar  kepingin  nangis  karena  terharu!  Tante  Ana  saja  sudah
               menangis di depan sana (saking bahagianya, tentu saja!), sementara Oom Benny merangkul bahu
               beliau.
                    Satu-satunya  pemberkatan  nikah  yang  pernah  membuatku  menangis  saking  terharunya
               adalah pemberkatan yang kutonton di film A Walk to Remember, antara Landon Carter dan Jamie
               Sullivan. Aku serius! Waktu nonton film itu bersama Grace dulu, aku banjir air mata. Grace juga.
               Lalu seperti anak kelas enam SD pada umumnya, kami menangis bersama-sama.
                    Sayang, sekarang aku nggak bisa melakukan hal yang sama. Grace ada di bangku belakang
               sana, duduk bersama orangtuaku, sementara aku duduk di deret nomor dua dari depan, bersama
               Tata dan Ina, para sepupu Dylan yang juga menjadi penerima tamu. Aku nggak mungkin tiba-
               tiba memeluk mereka lalu menangis, bisa-bisa aku dikira gila!
                    Dan ngomong-ngomong soal Dylan, anak itu ke mana sih???
                    Satu jam sebelum pemberkatan, dia terima telepon di HP-nya, dan minta izin untuk pergi
               sebentar. Tapi sampai kami akan berangkat untuk menjemput Mbak Vita di rumahnya, Dylan
               belum juga kembali. Tante Ana meneleponnya berkali-kali, tapi nggak diangkat! Seperti biasa, dia
               mendadak sok nggak bisa dihubungi! Dasar penyakit lama!
                    Terpaksa, salah satu sepupu Dylan menggantikannya sebagai best man. Dylan dudul, apa sih
               yang lebih penting dibanding acara pemberkatan nikah abangnya?
                    Jangan-jangan Reg...
                    Ah, kok bisa-bisanya aku kepikiran Regina Helmy lagi?? Aku yakin, Dylan sudah ilfil total
               sama cewek itu setelah semua pengakuannya bahwa dia memang berencana memisahkan aku dan
               Dylan! Dan Dylan kan sudah berjanji segala macam padaku, kalau dia nggak akan pernah melirik
               cewek  lain  lagi.  Memang  nggak  pernah  kok,  katanya  waktu  itu.  Aku  saja  yang  terlalu  parno,
               mengira dia ada apa-apa sama Regina.
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165