Page 15 - MODUL 5 APRESIASI SENI DAN PEMBELAJARANNFinish
P. 15
c. Pendekatan problematik: Menyoroti masalah serta liku-liku seni sebagai
sarana untuk dapat menikmatinya secara semestinya, kemudian deretan
problem-problem senilah yang harus dibahas satu persatu.
4. Prosedur
Merujuk pendapat Brent G. Wilson (1971) aktivitas mengapresiasi karya
Seni Rupa dapat diawali dengan pengalaman
1) Mengamati (Observing): pengalaman merespon karya seni dengan
mengaktifkan fungsi inderawi (penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman) untuk mengenali unsur-unsur visual pada karya, seperti: garis,
warna, bentuk, tekstur, proporsi, dan komposisi karya; mengenali karakteristik
jenis bahan dan teknik yang digunakan dalam berkarya.
2) Merasakan (Feeling): mengaktifkan pengalaman merasakan keindahan
melalui sensasi inderawi (penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman).
Sikap merasakan dan mengagumi karya seni atau peristiwa seni melalui
perasaan. Pengalaman merasakan keindahan ini akan mengembangkan sense
of beauty dalam diri seseorang.
3) Mengempati (Emphatizing): setelah mengamati karya seni dengan penuh
perasaan, maka rasa empati akan muncul. Saat itulah proses penghayatan
bekerja, secara psikologis pengalaman pengamatan terhadap karya seni atau
kegiatan seni akan memunculkan sensasi, emosi, dan impresi sehingga muncul
rasa senang, rasa nyaman dan kepuasan spiritual lainnya
4) Menilai (Evaluing): melibatkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam
mengevaluasi karya seni melalui aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi,
analogi, diferensiasi dan sintesa (menyimpulkan). Pada umumnya karya seni
yang dinilai baik akan memberikan kepuasan spiritual dan intelektual bagi
pengamatnya Melakukan penilaian atau evaluasi terhadap karya seni sekilas
tampak mudah, tetapi sesungguhnya cukup sulit ketika harus menjelaskan
dasar atau alasan dalam memberikan penilaian tersebut. Untuk dapat
melakukan penilaian yang baik kita perlu mengenal intensi seniman,
menafsirkan atau membaca lambang, simbol, metafora yang terkandung dalam
9