Page 8 - BEST PRACTISE ASSEERTIVE
P. 8
bergantian permasalahan yang dihadapi dan sesuatu yang dilakukan atau dipikirkan pada saat
permasalahan timbul, konselor mengidentifikasi masalah. Saat proses ini dilakukan ada beberapa anggota
kelompok yang belum mampu mengungkapkan permasalahannya lebih mendalam. Ketiga, membedakan
Asertif dan Tidak Asertif, tahap ini konselor dan anggota kelompok membedakan serta mengeksplorasi
perilaku asertif dan perilaku tidak asertif serta menentukan perubahan perilaku yang diharapkan. Konselor
meminta salah anggota kelompok untuk memberikan respon terhadap perilaku/tindakan yang dilakukan
oleh anggota kelompok lain apakan sudah asertif atau tidak asertif. Keempat, membuat kesepakatan respon
yang dilakukan, tahap ini konselor meminta anggota kelompok untuk menyepakati sikap-sikap / respon-
respon asertif yang seharusnya dilakukan ketika terjadi bullying (pemberian model perilaku yang lebih
baik dan pemberian penguat/dukungan positif dan penghargaan).
Kelima, melaksanakan latihan dan identifikasi saran, tahap ini anggota kelompok diminta
mendemonstrasikan beberapa situasi ketika di bully dan memberikan respon perilaku asertif apa yang
harusnya dilakukan secara bergantian, kemudian konselor meminta kepada anggota kelompok untuk
memberikan saran terkait lathan asertif yang telah dilakukan. Keenam, mengulang latihan, tahap ini
anggota kelompok mengulangi latihan kembali tanpa bantuan pembimbing secara bergantian. Kemudian
konselor meminta anggota kelompok memberikan penilaian terkait praktik yang dilakukan apa sudah
asertif/belum.
Tahap ketujuh, konselor memberikan tugas rumah dan pada anggota kelompok , dan meminta anggota
kelompok mempraktikkan perilaku yang diharapkan dan memeriksa perilaku target apakah sudah
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir konselor melakukan terminasi, yaitu ketika anggota
kelompok sudah mampu menerapkan latihan asertif dengan baik, maka konselor menghentikan
latihan diberikan.
Dari hasil latihan asertif yang telah dilaksanakan melalui layanan konseling kelompok anggota
kelompok/konseli merasa lebih lega karena sudah bisa berbagi terkait masalah yang dihadapinya, konseli
juga merasa lebih berani untuk bersikap tegas terjadap perilaku bullying. Secara keseluruhan layanan yang
diberikan cukup efektif, karena konseli merasa lebih berani untuk bersikap tegas terhadap perilaku
bullying. Hal ini juga di perkuat dengan hasil evaluasi layanan konseling kelompok berikut:
8