Page 36 - WAWASAN SYARIAT ISLAM Kel6 (1)
P. 36
30
kategori, yaitu qishash penganiayaan (QS. Al-Mâ’idah ayat 45) dan qishash
pembunuhan (QS. Al-Baqarah ayat 178). Selanjutnya hudud meliputi zina, tuduhan
zina, meminum minuman keras, pemberontakan,murtad, pencurian, dan perampokan.
Adapun ta’zir, rinciannya tidak disebutkan di dalam Alquran dan hadis sehingga
menjadi kompetensi penguasa setempat.
1) Konsep Jinayah dalam Fiqih
Dalam konteks fiqih, yang merupakan cabang hukum Islam yang mengatur
perilaku individu, ada beberapa konsep yang berkaitan dengan jinayah:
• Kategori Pelanggaran: Fiqih membagi pelanggaran menjadi dua kategori utama,
yaitu jinayah hudud dan jinayah ta'zir. Jinayah hudud adalah pelanggaran yang
memiliki hukuman yang telah ditetapkan secara tegas dalam Al-Qur'an atau Hadis,
seperti pencurian, zina, murtad (murtadin), dan sebagainya. Jinayah ta'zir adalah
pelanggaran yang tidak memiliki hukuman yang spesifik dalam sumber-sumber
hukum Islam dan tunduk pada kebijaksanaan hakim untuk menentukan hukuman
yang sesuai.
• Hukuman Hudud: Hudud adalah hukuman yang telah diatur dalam Al-Qur'an atau
Hadis, seperti hukuman cambuk untuk zina atau potong tangan untuk pencurian.
Hukuman hudud memiliki aturan ketat terkait bukti, dan hukum jinayah hudud
umumnya lebih tegas dan tidak dapat diubah.
• Qisas: Prinsip qisas dalam fiqih mengacu pada hukuman berdasarkan prinsip balas
dendam atau balas kejahatan. Ini terkait dengan pelanggaran fisik atau
pembunuhan, dan hukuman qisas memberikan hak kepada korban atau
keluarganya untuk memutuskan apakah ingin meminta balasan yang setara.
• Ta'zir: Jinayah ta'zir memberikan kebebasan kepada hakim untuk menentukan
hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang tidak diatur dalam hudud. Ini
sering berkaitan dengan pelanggaran moral atau sosial.
• Perlindungan Hukum: Fiqih menekankan perlindungan hukum bagi individu,
termasuk hak terdakwa untuk membela diri dan mendapatkan proses hukum yang
adil. Konsep-konsep ini merupakan bagian integral dari fiqih dan memberikan
panduan tentang bagaimana berurusan dengan pelanggaran dalam masyarakat