Page 105 - MODUL PBABT KELOMPOK 3
P. 105
mengembangkan pengetahuan mereka sendiri, meningkatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi dan
kemampuan meneliti, serta menjadi mandiri dan meningkatkan rasa percaya
diri mereka (Arends dalam Abbas, 2000: 13). Model ini melibatkan penggunaan
masalah kehidupan nyata sebagai konten yang harus dipelajari siswa untuk melatih
dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta
memperoleh pemahaman tentang konsep-konsep penting. Dalam model ini, tugas
guru adalah membantu siswa mencapai kemampuan untuk mengarahkan diri
sendiri. Pembelajaran berbasis masalah mencakup penggunaan tingkat berpikir
yang lebih tinggi dalam situasi yang berfokus pada masalah, termasuk cara belajar
siswa.
Model pembelajaran berbasis masalah mencakup langkah-langkah seperti
pengajuan pertanyaan atau masalah, fokus pada keterkaitan antardisiplin,
penyelidikan autentik, kerja sama, dan produksi karya serta peragaan. Pendekatan
ini tidak bertujuan untuk sekadar menyampaikan informasi kepada siswa secara
pasif. Seperti yang disebutkan oleh Ibrahim (sebagaimana dikutip dalam Hosnan,
2014), tujuan dari pembelajaran berbasis masalah adalah membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah.
Dalam pembelajaran berbasis masalah, perhatian tidak hanya tertuju pada
pemerolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu, penilaian tidak hanya
dilakukan melalui tes. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model
pembelajaran berbasis masalah melibatkan penilaian terhadap karya yang
dihasilkan oleh siswa dan diskusi bersama tentang hasil karya tersebut. Penilaian
proses juga dapat digunakan untuk menilai kinerja siswa dalam proses
pembelajaran.
Penilaian proses dalam pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan untuk
memungkinkan guru melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah
dan menunjukkan pengetahuan serta keterampilan mereka. Seperti yang disebutkan
oleh Airasian (sebagaimana dikutip dalam Hosnan, 2014), penilaian kinerja
memungkinkan siswa menunjukkan kemampuan mereka dalam situasi nyata.
Masalah dalam kehidupan nyata seringkali dinamis dan terus berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks lingkungan. Oleh karena itu,
3