Page 35 - PEMBINAAN PROFESI
P. 35

Pembinaan Profesi



                          Surat-surat katolik dan penekanannya
                          1)  Surat Yacobus. Surat ini ditujukan kepada 12 (dua belas) suku Kristen Yahudi di
                              luar Palestina. Yang kelihatan sebagai surat hanya pembukaanya saja, selanjutnya
                              merupakan katekese  yang diberikan dalam sinagoga Yahudi.  Penekanan  dalam
                              surat ini adalah perbuatan dalam iman (2:14-26). Nilai lebih dari surat ini ada pada
                              kesederhanaan  dan  kesungguhan  dalam  penyampaian  ajaran  atau  berkatekese.
                              Ditulis sekitar tahun 90 SM (Sesudah Masehi).
                          2)  Surat Petrus yang pertama. Surat ini ditulis di Babilon (5:13) ditujukan kepada
                              sejumlah jemaat di Asia kecil, dengan tujuannya adalah tetap bersemangat dalam
                              masa  sulit  yang  diganggu  oleh  situasi  lingkungan  (5:9).  Tradisi  menyebutkan
                              ditulis pada akhir hidup Petrus sekitar tahun 64 SM.
                          3)  Surat Petrus yang kedua. Surat ini meyakinkan bahwa penulisnya adalah Petrus,
                              sementara  itu  tulisan  Petrus  sudah  dikenal  secara  luas  (3:16),  setelah  diteliti
                              ternyata ditulis  menjelang akhir abad pertama, berarti penulisnya  adalah murid
                              Petrus.  Surat  ini  berisi  nasehat  menghadapi  kedatangan  Yesus  yang  kedua
                              (perusia), hendaknya senantiasa tetap tegar.
                          4)  Surat Yudas. Antara Surat Yudas dengan Surat Petrus yang kedua hampir sama
                              ayat perayat (2 Ptr. 2:1-8 & Yud. 4-16). Surat ini ditulis sekitar tahun 90, yang
                              mewaspadai adanya ajaran-ajaran palsu khususnya di bidang susila, jangan sampai
                              peristiwa Sodom dan Gomora terulang. Surat ini ditutup dengan memuliakan Allah
                              (doksologi): Bagi Dia ... Allah yang Esa, Juru selamat kita oleh Yesus Kristus
                              Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum
                              segala abad dan sekarang sampai selama-lamanya. Amin. (24-25)
                          5)  Surat Yohanes yang pertama. Surat ini tidak seperti surat-surat yang lain, tanpa
                              salam dan tidak diakhiri dengan berita pribadi atau berkat. Isinya sangat umum,
                              mengingatkan  adanya  aliran  anti  Kristus  (2:18)  dan  yang  menyesatkan  (2:26).
                              Penekanan pada keyakinan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Allah yang tinggal di
                              dalam-Nya (1:1-4) Allah adalah kasih yang tampak dalam diri Kristus, kasih harus
                              menjadi ciri hidup mereka yang percaya (4:7 & 20). Bahasa yang digunakan antara
                              prosa dan puisi.
                          6)  Surat Yohanes yang kedua. Surat ini dapat dipastikan ditulis oleh seorang penatua
                              yang ditujukan kepada Ibu yang terpilih beserta anak-anaknya (1) yang tidak lain
                              adalah Gereja. Surat  ini mengutarakan kasih  untuk  melawan aliran sesat  (6-7).
                              Surat ini sebagaimana surat yang lain ada alamat yang dituj dan pengirimnya.
                          7)  Surat Yohanes yang ketiga. Surat yang kedua dan yang ketiga ditulis oleh tangan
                              yang sama, karena awal dan akhir surat sama bentuknya. Surat ini dtujukan pada
                              Gayus,  seorang  murid  dan  sahabat  yang  setia.  Mewaspadai  terhadap  Diotrefes
                              yang culas dan Demetrius yang baik hati.

               9.  WAHYU KEPADA YOHANES
                   Wahyu kepada Yohanes ini sangat sulit untuk dimengerti, mengingat tidak sesuai dengan
                   selera pembaca. Bahasa yang dipakai adalah sastra apokalipstik (bhs. Yunani, apokaluptein =
                   menyingkap),  sebagaimana  kitab  Daniel.  Penulis  dikuasai  perasaan  pesimistik  mengenai
                   situasi yang sedang berlangsung, dan sangat optimis bahwa pada masa mendatang situasainya
                   akan jauh lebih baik.
                          Tulisan apokaliptik senantiasa memakai lambang, simbol-simbol atau warna tertentu
                          lambang untuk  menggambarkan situasi  yang dihadapinya.  Lambang  tanduk berarti
                          kekuasaan atau kekuatan, rambut putih berarti kebijaksanaan atau keabadian, domba
                          atau  umat  Allah  sebaliknya  kambing  adalah  para  pendosa.  Raja  atau  jubah
                          menunjukkan  tingkat  derajat  imam,  sabuk  emas  berarti  kekuasaan  sama  dengan
                          tanduk.
                          Warna, putih artinya kemenangan, merah artinya kekerasan atau kematian para martir.
                          Warna hitam berarti kejahatan atau kematian biasa.

                                                            202
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40