Page 39 - PEMBINAAN PROFESI
P. 39
Pembinaan Profesi
4. HAL-HAL TEMATAIK GEREJA
1. PENGANTAR
Tema adalah pikiran dasar untuk bertindak, kalau pendapat ini benar, maka peristiwa Konsili
banyak menjadi andil dan pengaruh yang besar sekali. Sebagaimana diuraikan dalam
pendahuluan Konstitusi tentang Liturgi Suci: Konsili Suci bermaksud makin meningkatkan
kehidupan kristiani di antara umat beriman; menyesuaikan lebih baik lagi lembaga-lembaga
yang dapat berubah dengan kebutuhan zaman kita; memajukan apa yang dapat membantu
persatuan semua orang yang beriman akan Kristus; dan meneguhkan apa saja yang
bermanfaat untuk mengundang semua orang ke dalam pangkuan Gereja. Oleh karena itu
Konsili memandang sebagai kewajiban untuk secara istimewa mengusahakan juga
pembaharuan dan pengembangan Liturgi. (SC No. 1). Sebab melalui Liturgilah, terutama
dalam Korban Ilahi Ekaristi, terlaksana karya penebusan kita. Liturgi merupakan upaya yang
sangat membantu kaum beriman untuk dengan penghayatan mengungkapkan misteri Kristus
serta hakekat asli Gereja yang sejati, serta memperlihatkan itu kepada orang lain, yakni
bahwa Gereja bersifat sekaligus manusia dan ilahi, kelihatan namun penuh kenyataan yang
tak kelihatan, penuh semangat dalam kegiatan namun meluangkan waktu juga untuk
kontemplasi, hadir di dunia namun sebagai musafir. (SC No. 2)
Konstitusi tentang Liturgi juga menetapkan kaidah umum tentang wewenang pengaturan
Liturgi:
1) Wewenang untuk mengatur Liturgi semata-mata ada pada pimpinan Gereja, yakni Tahta
Apostolik, dan menurut kaidah hukum pada Uskup
2) Berdasarkan kuasa yang diberikan hukum, wewenang untuk mengatur perkara-perkara
Liturgi dalam batas-batas tertentu juga ada pada pelbagai macam Konferensi Uskup
sedaerah yang didirikan secara sah
3) Maka dari itu tidak seorang lainnya pun, meskipun imam, boleh menambah, meniadakan
atau mengubah sesuatu dalam Liturgi atas prakarsa sendiri. (SC No. 22)
Sementara itu, konsili juga dengan tegas menetapkan di dalam Konstitusi Pastoral tentang
Gereja di dunia Dewasa ini antara lain sebagai:
Maka, sesudah menjajahi misteri Gereja secara lebih mendalam, Konsili Vatikan Kedua
tanpa ragu-ragu mengarahkan amanatnya bukan lagi hanya kepada putera-putera Gereja
dan sekalian orang yang menyerukan nama Kristus, melainkan kepada semua orang. Kepada
mereka semua Konsili bermaksud menguraikan, bagaimana memandang kehadiran serta
kegiatan Gereja di dunia masa kini. (GSN No. 2)
Di satu pihak dan di pihak lain konsili dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja dengan tegas
menetapkan Masing-masing Uskup, yang mengetuai Gereja khusus, menjalankan
kepemimpinan pastoralnya terhadap bagian Umat Allah yang dipercayakan kepadanya,
bukan terhadap Gereja-Gereja lain atau Gereja semesta. Tetapi sebagai anggota Dewan para
Uskup dan pengganti Kristus – wajib menaruh perhatian terhadap seluruh Gereja (LG No.
23)
Dari hasil konsili yang saling kait mengait dalam pelayanan bagi Gerejanya, maka para uskup
berkumpul, bersidang atau bersinode (synod = dewan, Yun). Sinode para uskup pada dasarnya
membicarakan dan memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan ajaran dan kehidupan Gereja.
2. ARAH DASAR GEREJA KATOLIK
Arah Dasar Gereja Katolik Indonesia, biasanya diputuskan dalam sidang menjelang Adven
dalam periode tertentu. Arah Dasar Katolik tsb biasa disebut sebagai Pedoman Umat.
Dikatakan sebagai pedoman Umat dikarenakan disusun oleh umat maupun dalam arti
206