Page 48 - PEMBINAAN PROFESI
P. 48
Pembinaan Profesi
6. DOKUMEN-DOKUMEN GEREJA
1. PENDAHULUAN
Tatkala Kardinal Roncalli terpilih sebagai pengganti Paus Pius XII, banyak orang heran dan
tidak habis pikir, mengapa kardinal tidak begitu dikenal dapat terpilih menjadi paus. Apa yang
dapat diharapkan dari kardinal yang sudah berumur 77 tahun dengan postur tubuh pendek dan
gemuk. Setelah diangkat menjadi Paus, Kardinal Roncalli mengambil nama Yohanes XXIII.
Satu sikap yang terpuji ialah bahwa paus yang baru ini pandai bergaul, dan sikapnya ramah
dengan siapa saja, ternyata di balik tubuhnya yang gempal itu ternyata kesehatannya sangat
prima. Ia menghapus segala upaya protokuler, paus ini membebaskan diri dari upacara resmi,
ia mau menyapa siapa saja tanpa tujuan popularitas. Ia sangat senang berkotbah, dan
kotbahnya sangat bagus, tanpa berbelit-belit, ia senantiasa selaras dengan tema Kitab Suci,
dan selalu ditutup dengan pesan “Anak-anakku, cintailah satu sama lain”. Ucapan penutup
tadi rupanya juga sejalan dengan pola pemikirannya bahwa Gereja tidak hanya harus
bermanfaat bagi kaum kristiani saja, namun juga bagi umat non kristiani di seluruh dunia. Ia
sangat optimis bahwa Gereja mampu melaksanakan hal tsb, menurutnya Gereja tidak boleh
khilaf akan tugas mulia tsb, Gereja harus membuka jendela lebar-lebar untuk menerima
masukan-masukan. Gereja tidak membutuhkan ilmu teologi yang muluk-muluk dan sulit-sulit,
Gereja hanya membutuhkan kejujuran, kebaikan hati dan kesederhanaan.
Dengan berbekal ketiga prinsip tsb Paus Yohanes pada tanggal 25 Januari 1959 mengundang
suatu Konsili yang baru, bukan sekedar melanjutkan Konsili Vatikan I. Dalam rapat Komisi-
komisi antara bulan November 1960 s/d Juni 1962, telah mampu mencetuskan 70 gagasan
yang kemudian diringkas menjadi 20. Setelah mendapat fiater dari Paus, naskah-naskah tsb
diedarkan kepada para Uskup sedunia sebagai bahan sidang mendatang. Paus begitu menaruh
perhatian atas umat non Katolik, dia mendirikan biro khusus yang diketuai oleh seorang
Kardinal dari Jerman. Berbeda dengan Konsili Vatikan I, konsili ini menyapa mereka dengan
sebutan saudara, dimintanya untuk mengirimkan sebagai pendengar mereka diungan untuk
hadir di rumah Bapa. Jelas mereka tidak memiliki suara, namun dibenarkan mengikuti semua
sidang konsili,dan hadir sebanyak 17 wakil dari organisasi pimpinan agama dan para ahli
teolog dunia, hanya Gereja Ortodox Yunani tidak menghadirinya, yang amat disesalkan oleh
pimpinannya sendiir, yakni batrik Konstatinopel Athenagoras L.
Pada tgl 11 Oktober 1962 Paus Yohanes XXIII secara resmi membuka sidang pertama Konsilit
Vatikan II di Gereja Agung Santo Petrus, perwakilan Gereja non Katolik hadir, demikian pula
pers dunia diterimanya dengan tangan terbuka. Paus dengan gamblang mengatakan bahwa
Gereja adalah sangat penting bagi dunia dan sebaliknya. Dahulu Gereja dipandang sebagai
“ancaman” bagi dunia namun fakta menunjukkan Gereja mampu menyumbangkan kebebasan
dan kemajuan dunia.
Ada 4 (empat) hal yang diungkapkan dalam pembukaan Sidang Konsili Vatikan II ini yang
meliputi:
1) Gereja hendaknya mengulurkan tangan, mengulas bagaimana ungkapan iman dalam
situasi masa kini, agar mampu menyentuh seluruh hati manusia dan memecahkan
masalah-masalah yang aktual
2) Uskup hendaknya saling mengenal dahulu satu sama lain, baru mengusulkan anggota
komisi-komisi, bukan telah membawa atau menyodorkan dalam daftar yang sudah siap.
3) Usulan Skema tentang sumber-sumber Pewahyuan, usulan yang menimbulkan
perdebatan, sehingga diambil pemungutan suara dan terbukti 60% yang hadir
menghendaki usulan ini dibatalkan.
4) Perombakan liturgi, dikarenakan dalam beberapa aspek telah terjadi penyimpangan dari
sikap-sikap yang strategi, yang menandakan katolisime Romawi selama 150 tahun
sebelumnya.
215