Page 49 - 8731_Andisipengendangcilik
P. 49

“Baik, Pak,” Andi menjawab sedikit mantap, lalu

            memainkan kendang lagi dan mengulang-ulangnya. Andi
            sekarang  berkonsentrasi  memainkan  kendang  dengan
            benar. Ia menyusun  larikan nada dari sebuah tarian
            ebeg, lalu mengombinasikannya dengan tarian hasil
            improvisasinya. Andi mencoba dan terus mencoba sampai

              benar-benar  merasakan  wirasa  dan wirama  yang enak
              untuk menjadi kunci  pengrawit ‘para  penabuh gamelan
            Jawa’. Disebut kunci karena kendang akan memberikan

            aba-aba  pertanda  iringan gamelan bernada lembut,
              sedang,  bahkan keras. Kendang juga akan memberikan
            tanda  ketika iringan akan berhenti. Istilah yang sering
            digunakan dalam menghentikan iringan gamelan adalah
              suwuk. Andi harus  menguasai itu semua agar terasa

              denyut nadi yang indah mewarnai tarian ebeg nantinya.

                   Berhari-hari setiap pulang sekolah Andi   terus
              mencoba melatih diri. Ia mengendang sendiri tanpa

              kombinasi dengan instrumen gamelan lain. Sesekali Pak
            Sarjo   membetulkan pukulan kendangnya yang masih
              meleset. Sebenarnya Pak Sarjo tidak mampu  melatih

            kendang. Ia hanya khusus pelatih menari. Namun, wirasa
              irama yang dimilikinya membuatnya mampu mengetahui
            suara yang pas atau   tidak.   Justru kemampuannya
            tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan Andi.
            Namun, ia sadar pengetahuan dasar Andi masih harus

              dibimbing  pelatih yang sudah profesional dalam bermain
            kendang.



                                                                      39
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54