Page 34 - Majalah POM Vol.6/No.3/2024
P. 34
Jendela
Masa Depan Registrasi
Pangan Olahan:
AI sebagai Solusi Efisiensi
Penulis : Putri Damai Lestari
Editor : Hendriq Fauzan Kusfanto Registrasi
Artificial intelligence (AI) menjadi popular hari-hari ini karena tidak hanya menguntungkan dari sisi otomatisasi,
namun juga dapat mengefisienkan sumber daya dan mengefektifkan hasil secara cepat. Dalam konteks registrasi
pangan olahan, bagaimana AI dapat dimanfaatkan?
irektorat yang bertanggung rendah, menengah tinggi, dan tinggi. kalangan pelaku usaha, terutama pelaku
jawab terhadap registrasi pangan Pada proses registrasi tingkat risiko UMK. Sementara itu di sisi internal,
Dolahan di BPOM adalah Direktorat menengah rendah, pelaku usaha wajib Direktorat RPO menghadapi kendala
Registrasi Pangan Olahan (RPO). Setiap memenuhi ketentuan komitmen yang jumlah sumber daya manusia (SDM)
tahunnya Direktorat RPO menghadapi tercantum dalam perizinan berusaha yang terbatas. Ketidakseimbangan
tantangan yang semakin meningkat, baik untuk menunjang kegiatan usaha antara jumlah permohonan yang masuk
dari sisi jumlah permohonan maupun (PB-UMKU) paling lambat 12 bulan dengan jumlah evaluator yang tersedia
pengetahuan pelaku usaha. Selama sejak PB-UMKU diterbitkan. Sebanyak mempengaruhi durasi proses registrasi.
2019–2023, sebanyak 337.852 produk 27,48% sertifikat pemenuhan komitmen Menjawab tantangan ini, BPOM
pangan olahan telah terdaftar di BPOM. dibatalkan karena produk yang akan menerapkan teknologi kecerdasan
Jumlah ini terus meningkat setiap tahun, didaftarkan tidak memenuhi ketentuan. artifisial pada sistem e-reg RBA. Dengan
dengan mayoritas pendaftar berasal Sebesar 67% pemenuhan komitmen penerapan teknologi AI, maka sistem
dari usaha mikro, kecil, dan menengah yang dibatalkan berasal dari usaha mikro dapat secara otomatis memeriksa
(UMKM) yang mencapai 91,3% dari total dan kecil (UMK). Penyebab pembatalan kelengkapan dokumen, keabsahan
pelaku usaha. Namun, data BPS tahun ini antara lain adanya kesalahan data, dan kesesuaian informasi yang
2021 mengungkapkan hanya 0,5% dari pemilihan jenis kemasan, kategori diunggah oleh pelaku usaha. Hal ini akan
pelaku usaha pangan yang mendaftarkan pangan, penggunaan bahan baku dan mengurangi beban kerja evaluator serta
izin edar produknya. bahan tambahan pangan yang memiliki meningkatkan akurasi dan kecepatan
Sejak 2022, Direktorat RPO telah batas maksimal, serta kelalaian dalam proses registrasi. AI pada e-reg RBA juga
mengimplementasikan e-registration pengunggahan dokumen. dapat membantu mendeteksi potensi
berbasis risiko (e-reg RBA). Proses Salah satu masalah eksternal manipulasi data, sehingga produk yang
registrasi ini terbagi ke dalam tiga kategori Direktorat RPO yaitu rendahnya literasi tidak memenuhi standar dapat dicegah
risiko, yaitu tingkat risiko menengah digital dan pemahaman hukum di untuk beredar.
34
Vol.6/No.3/2024