Page 16 - E - Kliping BPOM Supervisi Minyak Makan Merah
P. 16
Proses produksi yang relatif sederhana tetapi tidak mengurangi standar mutu dan keamanan pangan,
memungkinkan inovasi ini diimplementasikan oleh petani sawit rakyat maupun skala koperasi dan
UMKM. Bahan baku minyak sawit (CPO) yang melimpah di Indonesia dan berasal dari benih unggul kelapa
sawit (varietas PPKS) menjamin ketersediaan produksi serta nilai nutrisi alami minyak kelapa sawit tetap
terjaga tanpa adanya tambahan zat atau bahan aditif lain.
Hasil inovasi Minyak Makan Merah yang diketuai Dr. Frida R. Panjaitan ini memiliki kandungan
fitonutrien, seperti karoten (sebagai pro-vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (sebagai vitamin E), dan
squalene.
Kepala PPKS, M. Edwin S. Lubis, menyatakan bahwa Minyak Makan Merah berpotensi digunakan sebagai
pangan fungsional. Sesuai digunakan untuk menumis bahan pangan,salad dressing, serta bahan baku
margarin danshortening. Berbagai kandungan nutrisi ini membuat Minyak Makan Merah sebagai salah
satu bahan pangan untuk anti stunting.
Kandungan asam oleat dan asam linoleat dalam Minyak Makan Merah, berfungsi untuk pembentukan
dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak, ucap Edwin.
Saat ini PPKS telah secara aktif dan intensif berkoordinasi dengan BPOM untuk penyesuaian layout pabrik
dan proses produksi. PPKS telah melakukan perubahanlayoutberdasarkan beberapa poin arahan dari
BPOM untuk pemenuhan syarat CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik), seperti pemenuhan
detil pabrik untuk saluran udara, pemipaan, pengemasan, sanitasi, dan keamanan.
Peran PPKS strategis dalam riset dan pengembangan industri perkebunan kelapa sawit nasional. Sejak
didirikan pada 1916 PPKS tidak hanya melayani pemerintah saja, tetapi untuk melayani seluruh
stakeholder kelapa sawit. Kontribusinya besar bagi negara dalam bentuk devisa, pajak, pencipta
lapangan kerja, pengembangan wilayah, dan lingkungan.