Page 18 - E - Kliping BPOM Supervisi Minyak Makan Merah
P. 18
Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengatakan
produk inovasi ini juga dapat dikembangkan pada skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau
Koperasi. Yang tak kalah penting adalah dapat dikembangkan UMKM, sehingga berpotensi
meningkatkan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan pekebun, katanya.
Proses produksi yang relatif sederhana tetapi tidak mengurangi standar mutu dan keamanan pangan,
memungkinkan inovasi ini diimplementasikan oleh petani sawit rakyat maupun skala koperasi dan
UMKM.
Bahan baku minyak sawit (CPO) yang melimpah di Indonesia dan berasal dari benih unggul kelapa sawit
(varietas PPKS) menjamin ketersediaan produksi serta nilai nutrisi alami minyak kelapa sawit tetap
terjaga tanpa adanya tambahan zat atau bahan aditif lain.
Hasil inovasi Minyak Makan Merah yang diketuai Dr. Frida R. Panjaitan ini memiliki kandungan
fitonutrien. Antara lain: karoten (sebagai pro-vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (sebagai vitamin E),
dan squalene.
Kepala PPKS, Dr. Ir. H. M. Edwin S. Lubis, M.Agr.Sc. menyatakan bahwa Minyak Makan Merah
berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional. Sesuai digunakan untuk menumis bahan pangan,
salad dressing, serta bahan baku margarin dan shortening.
Berbagai kandungan nutrisi ini membuat Minyak Makan Merah sebagai salah satu bahan pangan untuk
anti stunting. Kandungan asam oleat dan asam linoleat dalam Minyak Makan Merah, berfungsi untuk
pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak, ucap Edwin.
Saat ini PPKS telah secara aktif dan intensif berkoordinasi dengan BPOM untuk penyesuaian layout
pabrik dan proses produksi. PPKS telah melakukan perubahan layout berdasarkan beberapa poin
arahan dari BPOM untuk pemenuhan syarat CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik).
Seperti pemenuhan detil pabrik untuk saluran udara, pemipaan, pengemasan, sanitasi, dan keamanan.
Peran PPKS strategis dalam riset dan pengembangan industri perkebunan kelapa sawit nasional.
Sejak didirikan pada 1916 PPKS tidak hanya melayani pemerintah saja, tetapi untuk melayani seluruh
stakeholder kelapa sawit. Kontribusinya besar bagi negara dalam bentuk devisa, pajak, pencipta
lapangan kerja, pengembangan wilayah, dan lingkungan.