Page 14 - The 13th Session Codex Committee on Contaminants in Foods (CCCF)
P. 14
https://jogjaprov.go.id/berita/detail/7700-yogyakarta- Dalam sambutannya, Sekretaris Badan
menjadi-tuan-rumah-sidang-cccf-ke-13
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dra. Elin
Yogyakarta menjadi Tuan Rumah
Herlina, Apt, MP, mengungkapkan bahwa
Sidang CCCF ke-13
jamuan malam ini merupakan pembukaan dari
Yogyakarta (29/04/2019) jogjaprov.go.id – Sidang CCCF 2019 yang akan membahas
Yogyakarta terpilih sebagai tempat mengenai standarisasi keamanan pangan dan
diselenggaranya 13th Session Codex Committee upaya pencegahan kontaminasi pada pangan,
on Contaminants in Food (CCCF) 2019. baik produk mentah atau produk olahan yang
Pembukaan acara CCCF 2019 ini digelar pada akan dikonsumsi.
Senin (29/04) malam di Bangsal Kepatihan, Ketua panitia CCCF ke-13, Dr. J. Wieke dalam
Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Acara ini sambutannya menambahkan, bahwa predikat
dilaksanakan untuk menyambut tamu yang Jogja sebagai daerah istimewa memang tepat
hadir dalam pertemuan CCCF ke 13, dan dibuka disematkan pada kota pelajar ini. Meski jauh
pada Senin 29 April dan akan berlangsung dari rumah, siapapun yang tinggal di Jogja
hingga Jumat, tanggal 3 Mei mendatang, di akan merasa seperti berada di kampung
Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta halaman. “Saya memiliki tujuan khusus malam
Codex Alimentarius ini, kita jangan bicara tentang makanan. Malam
Commision (CAC) merupakan organisasi ini kita menikmati makanan,” imbuhnya.
internasional yang bergerak di bidang Acara ini dihadiri pula oleh Perwakilan dari
standarisasi pangan yang dibentuk oleh FAO Polda DIY, Perwakilan dari WHO, Perwakilan
dan WHO pada tahun 1963. Saat ini CAC FAO, Perwakilan dari CAC dan masih banyak
memiliki anggota dari 180 negara. Sidang CCCF lagi. Setelah penyampaian paparan dari
2019 dihadiri oleh kurang lebih 250 delegasi berbagai narasumber, acara dilanjutkan
dari 50 negara anggota. dengan penampilan tari Golek Ayun-ayun
Sekretaris Daerah DIY, Ir. Gatot Saptadi yang sebagai tarian pembuka dilanjutkan dengan
menyampaikan sambutan Gubernur DIY, Sri jamuan santap malam dan diakhiri dengan
Sultan Hamengku Buwono X, menjelaskan penampilan tarian yang menceritakan kisah
mengenai Kota Yogyakarta atau yang dikenal Roro Jonggrang. (*/da)
dengan Jogja Istimewa ini. “Daya tarik kota ini
mencakup atraksi yang tak berujung dan
suasana terbaik, keindahan alam, wisata
budaya Jawa, budaya lokal, kesenian dan tradisi
dan juga kelezatan kuliner yang ditawarkan
oleh kota ini, membuat Yogyakarta menjadi
menjadi salah satu tujuan wisata yang paling
banyak dikunjungi di Indonesia,” jelasnya.